Risa terdiam. Ia baru sadar bahwa jadwal menstruasinya bulan ini telah terlewati hampir 2 minggu lamanya dan ia belum juga memperoleh menstruasi. Mendadak Risa teringat gejala-gejala kanker ovarium yang ia idap saat itu. Salah satunya adalah jadwal menstruasi yang tidak teratur. Seketika Risa merasakan kepanikan dan ketakutan. Apakah kanker ovarium kembali menyerangnya ?
“Bunda sakit? kenapa kok wajahnya pucat?” tanya Aya yang menatap Risa dengan penuh khawatir.
***
Tio menggenggam erat tangan Risa saat dokter melakukan pemeriksaan USG terhadap Risa. Risa memejamkan mata dan sibuk menata hati serta mempersiapkan diri apabila mesti mendengar kabar terburuk dari dokter.
“Alhamdulillah, selamat Bu Risa!” Ibu hamil janin kembar dengan usia kehamilan sekitar 7 minggu,” ucap dokter mengagetkan Risa.
Risa membiuka matanya dan menatap layar monitor tak percaya. Tio berulang kali mengucap syukur sebelum mengecup kening Risa lembut.
“Saya betul hamil Dok ?” tanya Risa sambil menitikkan air mata. Ia masih merasa tak percaya bahwa ia bisa hamil dengan kondisi hanya memiliki 1 indung telur.
“iya Bu…itu kantong janinnya terlihat jelas. Seperti yang dulu saya pernah bilang kalau selama Allah mengijinkan maka Bu Risa tetap bisa hamil meskipun hanya dengan 1 indung telur,” kata dokter sambil menepuk pundak Risa.
“Jaga kandungannya baik-baik ya Bu Risa, kehamilan kembar relatif lebih sulit namun ini merupakan anugerah dan amanah tak terkira dari Allah SWT,” ucap dokter dengan senyuman lembut tersungging di bibirnya.
Risa mengangguk. Secara tak sadar, tangannya mengelus perutnya perlahan. Ia sungguh bersyukur Allah tak henti-hentinya memberikan rahmat dan karunia kepadanya.
***
Jam dinding baru menunjukkan jam 8 pagi, namun hiruk pikuk sudah terdengar dari rumah Risa dan Tio usai adzan shubuh. Hari ini Aya akan berangkat ke Yogya untuk berkuliah di fakultas kedokteran di Universitas Gajah Mada.