Akhirnya ujian nasional telah selesai. Siswa-siswa kelas 6 akhirnya dapat bernapas lega, termasuk Aya. 3 bulan terakhir, ia giat belajar untuk menghadapi ujian nasional dan jarang berkunjung ke rumah Risa.
Hari ini Aya janji bertemu Risa dan ia sudah tak sabar sejak malam sebelumnya. Biasanya Aya akan susah dibangunkan pada hari minggu namun hari ini Ia segera bangkit dari tempat tidur begitu jam menunjukkan pukul 06.00 WIB, bergegas mandi dan sarapan. Tio yang sedang membaca koran di ruang santai merasa heran melihatnya.
"Wah, tumben anak gadis Papa sudah mandi dan cantik jam segini. Aya mau ke mana ?" tanya Tio melihat kehebohan Aya pagi-pagi.
Aya menepuk dahinya dan berkata, "Oiya, kemarin Aya baru cerita ke Opa dan lupa ngasih tahu Papa kalau hari ini Aya janjian sama Bu Risa."
Tio menghentikan membaca koran dan menatap Aya yang masih sibuk mengunyah nasi goreng yang sudah disiapkan Bu Sumi. Tio tak menduga bahwa jantungnya akan berdebar seperti ini saat mendengar nama Bu Risa disebut.
"Aya diantar Pak Ahmad ?" tanya Tio yang dijawab dengan anggukan kepala Aya.
"Biar Papa aja yang mengantar Aya, hari ini biar Pak Ahmad menemani Opa di rumah. Papa siap-siap dulu ya," ucap Tio sambil berdiri menuju kamarnya.
Sesaat Aya hanya menatap heran kepada papanya sebelum ia menjawab, "Oke!"
Saat dalam perjalanan ke rumah Risa, barulah Aya bercerita bahwa hari ini ia dan Risa berencana untuk berjalan-jalan ke toko buku dan makan es krim. Dan karena mobil Risa berada di bengkel, tadinya mereka akan diantar oleh Pak Ahmad.
"Jadi Papa harus nganter aku dan Bu Risa jalan-jalan ke toko buku dan makan es krim," kata Aya mengakhiri ceritanya.
Tio yang mengira hanya sekedar mengantar Aya ke rumah Risa menjadi terkejut saat mendengar penjelasan Aya. Dia tidak menduga bahwa Aya dan RIsa berencana berjalan-jalan. Meskipun terbersit rasa senang, namun ia khawatir Risa akan merasa tidak nyaman pergi dengannya.