Mohon tunggu...
intan rahmadewi
intan rahmadewi Mohon Tunggu... Wiraswasta - bisnis woman

seorang yang sangat menyukai fashion

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Pilihlah Media yang Bersih dari Hoax

12 Januari 2017   07:57 Diperbarui: 12 Januari 2017   08:06 305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Stop Hoax - TIMES Indonesia

Dalam perkembangannya, media sosial tidak lagi digunakan sebagai tempat berinteraksi atau mencari teman. Media sosial kini telah beredar menjadi tempat untuk mencari informasi. Masyarakat bisa mendapatkan apa yang mereka mau, hanya melalui media sosial, tanpa harus mendapatkan dari media nasional. Kemudahan inilah yang memberikan tawaran tersendiri bagi masyarakat. Sayangnya, akhir-akhir ini informasi yang berbedar di media sosial tidak sepenuhnya benar. Banyak masyarakat yang sengaja mengedarkan berita palsu di media sosial. Bahkan, facebook sendiri pun mengakui banyak berita palsu yang beredar di media sosial tersebut.

Bahkan facebook kabarnya juga sedang menyiapkan fitur baru, untuk menekan peredaran berita palsu. Fakta ini menunjukkan, bahwa banyak situs-situs baru yang mendompleng facebook untuk menyebarkan berita palsunya. Tidak sedikit juga, banyak masyarakat yang meneruskan berita ke temannya melalui media sosial. Ironisnya, sebagian dari masyarakat kurang begitu memahami mana berita palsu dan mana berita yang valid. Keduanya hampir mirip, bahkan nyaris sulit untuk dibedakan.

Banyak perusahaan media sosial yang mencari cara, untuk menekan peredaran berita palsu. Pemerintah melalui Kominfo juga aktif melakukan pemblokiran terhadap situs-situs, yang dianggap menyebarkan berita bohong, menyebarkan kebencian, bahkan menyebarkan sentimen SARA. Sudah semestinya, kita sebagai masyarakat awam, juga aktif untuk menekan peredaran berita palsu. Bagaimana caranya? Gunakan logika. Jika informasi itu tidak masuk di logika, sudah semestinya kita patut curiga. Untuk itulah perlu dilakukan cek ricek, untuk memastikan validitas informasi yang disebarkan. Pastikan informasi itu diproduksi dari sumber yang terpercaya. Kalau informasi itu diproduksi oleh situs yang namanya tidak familiar, sudah semestinya patut dicurigai.

Akhir-akhir ini, informasi yang mengandung kebencian. Karena itulah, sebagai masyarakat awam kita juga harus bisa memilih informasi yang obyektif. Jika kita menemukan sebuah berita atau informasi yang membakar kebencian, sudah semestinya kita patut curiga dan tidak perlu menjadikan informasi itu sebagai referensi. Kok bisa? Karena setiap produk jurnalistik yang disebarkan oleh media yang terdaftar, harus sesuai dengan kaidah jurnalistik yang berlaku. Dan membakar kebencian melalui sebuah tulisan, tidak dibenarkan karena ada unsur opini di dalamnya. Selain itu, membakar kebencian juga berpotensi menimbulkan konflik di masyarakat.

Mulai saat ini, bekalilah diri kita dengan kecerdasan yang sudah diberikan oleh Tuhan. Gunakan akal dan pikiran kita, untuk melakukan filter terhadap setiap informasi yang kita terima. Pilihlah media-media yang memang telah teruji dan terdaftar, sebagai sumber informasi. Hal ini penting agar kita bisa mendapatkan informasi pembanding. Jangan sampai menjadikan informasi di media sosial sebagai informasi utama. Kalau perlu, kita bisa menanyakan kepada pihak-pihak yang berkompeten dan memahami, mengenai informasi yang dimaksud.

Seperti kita tahu, kelompok radikal dan teroris juga begitu aktif menyebarkan berita palsu, untuk meraih simpati publik melalui dunia maya. Di luar itu, juga ada kelompok yang memanfaatkan momen pilkada, untuk menjatuhkan salah satu pasangan calon melalui berita palsu. Artinya, berita palsu bisa muncul dari siapa saja dan kapan saja. Karena itulah meningkatkan kewaspadaan, dan menjadi pribadi yang melek informasi dan literasi juga perlu dilakukan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun