[caption id="attachment_355338" align="aligncenter" width="500" caption="ptpe.org"][/caption]
Hampir setiap hari ada saja pemberitaan tentang ISIS, termasuk salah satunya yang berkaitan dengan hilangnya 16 WNI di Turki. Sepak terjang serta ancaman ideologi sesatnya kian mengkhawatirkan saja. Namun, apakah hanya ISIS saja yang perlu diwaspadai? Bagaimana dengan kemungkinan kebangkitan jaringan teroris lama, seperti Al Qaeda, baik di dunia maupun di Indonesia?
Berbicara mengenai ISIS dan Al Qaeda, dua kelompok ekstremis besar dunia tersebut ternyata tengah bersaing merebutkan pengaruh masyarakat dunia, khususnya kaum Muslim, mengenai tujuan penegakaan syariah yang paling benar. ISIS mengagungkan konsep khilafah untuk menguasai dunia, sedangkan Al Qaeda
Kita perlu ingat bahwa terorisme selalu mengincar kelengahan, di mana mereka akan mengisi kesempatan tersebut untuk melancarkan aksi-aksinya. Bukan hanya ancaman ledakan bom, ISIS dan kelompok teroris lainnya juga menyimpan ancaman lain yang lebih fatal, yakni propaganda. Jika propaganda yang mereka lakukan berhasil, maka akan semakin banyak manusia-manusa yang tercuci otaknya ke jalan yang salah.
Mirisnya, propaganda ini banyak sekali menyerang kaum muda. Hal ini didasari karena kaum muda cenderung labil dan mudah terprovokasi berbagai hal dengan pemikiran singkat. Di sisi lain, ISIS dan kelompok terorisme lainnya memanfaatkan sisi psikologis kaum muda tersebut untuk mempenetrasikan pengaruhnya.
Namun jika melihat cara propaganda antara ISIS dan Al Qaeda, keduanya ternyata berbeda satu sama lain. ISIS kental dengan propaganda gaya kekinian yang memanfaatkan dunia maya dan konten populer. Sedangkan Al Qaeda, meskiupun juga memanfaatkan dunia maya, namun mereka lebih cenderung melakukan pendekatan langsung melalui forum-forum agama.
Dunia maya dan penerbitan konten-konten populer nan atraktif sengaja dilakukan oleh ISIS karena mereka sadar bahwa hal tersebut sangat dekat dengan kehidupan anak muda saat ini, termasuk generasi muda Muslim. Mereka berkeinginan agar para generasi muda, mengobarkan semangat khilafah yang didengungkan ISIS. Kelompok ekstremis tersebut menginginkan agar anak muda dapat menjadi penggerak serta garda depan dalam menggolkan pembentukan khilafah dunia terkait.
Adapun Al Qaeda memiliki tujuan hampir serupa namun tak sama. Kelompok yang didirikan oleh Osama bin Laden ini dikenal memiliki tujuan utama untuk melepaskan jerat dunia barat dan sekutu di kawasan konflik di Timur Tengah. Mereka juga berkeinginan untuk menegakkan syariat Islam, namun bukan sebagai khilafah. Berdasarkan beberapa sumber, Al Qaeda berkeinginan untuk menjadikan Islam, Timur Tengah, dan negara Muslim lainnya sebagai kumpulan bangsa agung di dunia, di mana berjalan sesuai dengan syariat Islam.
Mengenai cara perekrutanya, Al Qaeda banyak memanfaatkan jejaring forum komunikasi Muslim, seperti melalui ulama, kajian Islami, khotbah, dan lain sebagainya. Kalaupun mereka menggunakan dunia maya sebagai medium propagandanya, mereka kalah canggih dengan ISIS. Meskipun begitu kedua kelompok terorisme ini sama-sama kuat dan berbahaya, sehingga patut menjadi perhatian kita semua agar tidak sampai terpengaruh olehnya.
Entah melalui dunia maya atau forum komunikasi langsung, kita harus tetap cerdas dalam menyikapi hal-hal baru yang menghampiri. Jangan sampai kita tidak sadar tercuci otaknya dan berubah haluan mendukung kelompok-kelompok ekstremis tersebut. Selain itu, kita pun harus bersama-sama saling mengingatkan agar tetap menjaag persatuan dan kesatuan Indonesia. Karena bagaimanapun juga, kita lahir dan besar di Indonesia, dan kita berkewajiban untuk turut serta membangunnya, bukan menghancurkannya dengan menjadi simpatisan kelompok-kelompok teroris. Stop terorisme dan salam damai!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H