Mohon tunggu...
intan rahmadewi
intan rahmadewi Mohon Tunggu... Wiraswasta - bisnis woman

seorang yang sangat menyukai fashion

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Keselarasan dan Kehidupan yang Bermakna

23 Oktober 2021   14:55 Diperbarui: 23 Oktober 2021   15:05 409
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Keluarga dan kehidupan sehari-hari menghajarkan kita agar selalu mencitai kedamaain dan keselarasan hidup. Orangtua kita atau orangtua di manapun berada tidak akan pernah emngajarkan anaknya untuk seuka berkonflik dan bertentangan dengan pihak lain. Keselaran, keharmisan hidup dan kedamaian adalah modal utama dalam meajukan hidup itu sendiri sebaliknya monflik, peperangan dan pertentangan akan membuat hidup kita tak nyaman dan seakan selalu berada dalam fase bahaya.

Agama --agama apapun itu- selalu mengajarkan kedamaian, keselarasan ini. Damai dalam konteks hubungan kita dengan pihak lain di dunia ini maupun damai atau harmonis dengan Allah SWT . Dengan memperkuat hubungan kita dengan Allah SWT maka kita akan menjadi lebih kuat dalam menghadapi banyak tantangan hidup.

Dalam agama kita, Nabi Muhammad SAW adalah panutan terbaik bagi umat manusia di seluruh penjuru dunia. Ia adalah Nabi terakhir atau disebut sebagai penutup para nabi. Beliau adalah kekasih Allah SWT yang diberi mukjizat, kelebihan-kelebihan, serta keistimewaan yang luar biasa yang tidak dimiliki oleh manusia biasa pada umumnya. Maka dari itu beliau mempunyai sifat-sifat dan karakter yang amat patut dicontoh oleh kita, sebagai umatnya.

Dalam kesehariannya, Nabi Muhammad SAW selalu menonjolkan penyelesaian dengan damai dan bukan dengan pertikaian. Kita bisa belajar dari sejarah bagaimana beliau menghadapi kelompok-kelompok yang menyerang beliau sewaktu menyebarkan agama Islam. Mereka menyerang dan mengajak berdebat dengan tensi tinggi tetap Nabi selalu memberikan respon yang menyejukkan hati.

Kemudian beliau tiba sampai pada titik lelah dimana beliau memutuskan untuk pindah dari Makkah yang terus menerus mentertangkan beliau ke Madinah. Di Madinah beliau sampai pada tempat yang dapat dikatakan damai, karena beliau mengajak beberapa suku untuk berdialog dan bertemu. Karena dilakukan dengan tulus hati maka suku-suku itu berhasil beliau kendalikan dan kedamaian terjadi di madinah. Sejak itu Islam menbyebar dan dikenal dengan agama yang mengedepankan

Kita juga selayaknya bisa meniru dan harus bisa meniru teladan yang ditunjukkan Nabi Muhammad kepada kita. Kita seharusnya bisa berdilog dan hidup berdampingan dengan harmoni dengan orang yang berbeda dengan kita. Mungkin awalnya tidak mudah, sama dengan bagaimana Nabi juga mengalaminya saat di makkah dan kemudian berhasil dilakukan di madinah.

Dengan kedamaian dan keselaranan kita pasti bisa membuat hidup lebih bermakna.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun