Setiap tahun, nyaris kita selalu disuguhi foto Bung Tomo yang berpidato membakar semangat  arek-arek Suroboyo dalam peringatan hari Pahlawan. Ceria heroik tentang pahlawan juga sering menyuguhkan semangat kemenangan .  Apakah seperti itu yang dirasakan pada kepahlawanan di era kekinian ?
Peringatan hari pahlawan tidak boleh berhenti hanya pada kenangan yang telah lampau. Hari pahlawan juga harus memiliki makna jauh ke depan; kepahlawanan yang berisi harapan tentang sesuatu yang lebih baik di masa yang akan datang. Satu jaman yang mungkin menantang dan berbeda dengan jaman kemarin atau bahkan masa kini.
Kita bisa bayangkan di masa depan adalah jaman di mana teknologi sangat berkembang pesat. Kemudahan teknologi itu sangat membantu masyarakat mengembangkan bakatnya. Banyak hal dapat dimanfaatkan dengan kemajuan teknologi itu.
Namun di sisi lain, musuh dengan wujud lain juga membayangi kondisi modern itu. Semisal kemalasan dan korupsi yang mungkin meledak. Sumber Daya Alam (SDA) mungkin menyusut karena terekploitasi secara besar-besaranEmisi karbon, oksigen serta hutan menjadi hal penting yang harus diperhatikan demi kelangsungan dunia yang lebih baik. Manusia dituntut untuk bersikap bijak dalam memanfaatkan kondisi-kondisi tersebut.
Bisa dibayangkan, bonus demografi yang harusnya menjadi momentum bangsa ini untuk menjadi produsen, harus kita hadapi dengan kenyataan bahwa 70% usia produktif adalah tamatan Sekolah Dasar. Lebih parah lagi, jika kita melihat perilaku elit hari ini, bahaya yang paling nyata adalah ancaman bonus demografi yang menjelma jadi krisis kebajikan yang dikarenakan jumlah populasi yang korup jauh lebih besar daripada yang anti korupsi. Jumlah angkatan kerja yang radikal dan anti toleransi jauh lebih besar jika dibandingkan dengan jumlah yang toleran terhadap perbedaan. Atau jumlah orang baik kalah jauh dari jumlah orang yang permisif terhadap perilaku jahat.
Kondisi-kondisi ini memerlukan perhatian kita bersama, terlebih oleh generasi penerus. Ini adalah tantangan yang berast. Indonesia memerlukan pahlawan jaman now untuk mengantisipasi keadaan yang ada dan yang akan ada. Mungkin keadaan di masa datang lebih rumit dibanding tahun 1945 atau masa sekarang.
Generasi sekarang harus lebih dewasa, bijak dan cerdas untuk mengantisipasi keadaan sekarang. Radikal dan ujaran kebencian yang seakan menajdi tren di masa kini haruslah diberantas tuntas agar tidak menjadi kerikil di sepatu setiap generasi yang hidup di Indoensia. Bahwa kita berada di negara dengan bermacam --macam suku bangsa, budaya, bahasa membuat kita harus lebih emoati terhadap orang yang berbeda dengan kita.
Pada akhirnya kegiatan memperingati hari pahlawan dengan segala cerita heroik nya harus dibarengi dengan kegiatan saling menghargai dan giat menciptakan karya. Pahlawan jaman now harus siap mengantisipasi tantangan-tantangan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H