Media sosial begitu digemari dibelahan dunia manapun. Satu persatu media sosial bermunculan, dan selalu mendapat respon positif dari masyarakat. Dulu ketika Friendster muncul juga mendapat respon. Kini Friendster mulai hilang dan tergantikan facebook, twitter, youtube, instagram, bahkan telegram yang baru beberapa tahun muncul sudah langsung digemari kalangan muda. Kehadiran media sosial tidak hanya bermanfaat bagi kaum muda, tapi juga bermafaat bagi orang dewasa.
Dalam perkembangannya, dampak positif media sosial ini mulai dimanfaatkan sebagain kelompok untuk tujuan yang negatif. Ujaran kebencian terus bermunculan di media sosial. Paham-paham radikal juga begitu masif bermunculan setiap harinya. Tidak hanya menebarkan paham radikal, kelompok teroris juga sering menyebarkan tutorial merakit bom, di media sosial. Apa akibatnya? Yang melakukan teror akhir-akhir ini bukanlah orang yang terlibat dalam jaringan terorisme, tapi justru simpatisan yang terpengaruh oleh propaganda di media sosial.
Hal ini menunjukkan, media sosial bisa berdampak positif tapi juga bisa berdampak negatif, tergantung bagaimana peruntukannya. Jika kita sudah sadar akan konsekwensinya, semestinya media sosial tidak digunakan sebagai media penyebar kebencian, tapi justru menjadi media pemersatu umat. Karena semua orang dari belahan bumi manapun, berinteraksi didalam satu wadah yang sama yaitu media sosial. Semestinya, proses menjaga persaudaraan antar sesama manusia bisa berjalan dengan baik.
Jika media sosial bisa menjadi pemersatu keberagaman, diharapkan juga akan mempengaruhi perilaku di dunia nyata. Jika penyebaran pesan damai tidak dilakukan sejak dini, dikhawatirkan kedepannya akan melahirkan generasi yang mudah membenci. Padahal, generasi pembenci sangat tidak tepat tinggal di Indonesia. Karena negara ini sangat toleran, menghargai perbedaan dan tidak pernah menebar kebencian.
Media sosial merupakan produk dari kemajuan teknologi dan inovasi manusia. Sudah semestinya peruntukannya pun untuk kemaslahatan umat. Jika media sosial terus dibiarkan sebagai sarana penebar kebencian, maka dunia maya akan semakin kacau.Â
Dunia maya juga akan terus dipenuhi radikalisme dan intoleransi. Jika kedua terus terjadi di dunia nyata, dikhawatirkan akan memicu terjadinya aksi terorisme. Karena itulah, mari gunakan media massa secara santun dan sebaik-baiknya. Dan karena keberagaman itu merupakan anugerah dari Tuhan, semestinya media sosial juga berperan menjalin keberagaman demi terjaganya persatuan dan kesatuan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H