Mohon tunggu...
intan rahmadewi
intan rahmadewi Mohon Tunggu... Wiraswasta - bisnis woman

seorang yang sangat menyukai fashion

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Jihad Melawan Hawa Nafsu di Bulan Ramadan

1 Juni 2017   07:40 Diperbarui: 1 Juni 2017   07:54 678
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berdoa - shutterstock

Bulan Ramadan menjadi momentum bagi kita semua untuk meningkatkan ibadah. Bulan Ramadan juga bisa dijadikan ajang untuk introspeksi, agar tidak melakukan hal-hal yang merugikan orang lain, setelah bulan Ramadan selesai. Pada titik inilah, diperlukan upaya yang serius untuk mengendalikan ego, emosi, hingga amarah. Inilah yang seharusnya dilakukan oleh setiap umat muslim. Yaitu jihad. Belajar mengendalikan dan melawan hawa nafsu. Rasulullah SAW sendiri menyatakan, perang yang sesungguhnya adalah perang melawan diri sendiri.

Kenapa hawa nafsu perlu diperangi? Karena hawa nafsu inilah yang merupakan pangkal dari segala yang menggerakkan aktifitas manusia. Segala perbuatan baik dan buruk, berawal dari hawa nafsu ini. Mau diarahkan untuk kepentingan yang berguna atau tidak. Dan di bulan suci inilah, mengajarkan semua orang untuk beramai-ramai berbuat kebaikan. Yang muslim aktif mencari keberkahan Allah SWT dengan cara memperbanyak ibadah. Sementara yang non muslim, juga memberikan penghormatan, kepada umat muslim yang sedang melakukan puasa. Dan inilah sebenarnya yang diharapkan terjadi di bulan Ramadan.

Dalam QS Al Hujurat ayat 13 menjelaskan, “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kalian saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling taqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.”Ayat diatas menunjukkan bahwa Islam sendiri juga menghormati keberagaman. Islam juga mengajarkan agar umat manusia mengajarkan untuk saling mengenal, tanpa mempersoalkan perbedaan.

Jika kita lihat kebelakang, banyak sekali ujaran kebencian yang beredar. Isu SARA yang muncul dalam pilkada Jakarta, tidak dipungkiri telah membuat banyak daerah terbelah. Banyak masyarakat  muslim, terprovokasi oleh ujaran-ujaran dari masyarakat muslim sendiri. Dan ironisnya, provokasi itu terkesan terus disebarluaskan, untuk menciptakan kegaduhan dimana-mana. Entah ada unsur kesengajaan atau tidak, faktanya kelompok intoleran, kelompok radikal, bahkan kelompok teroris memanfaatkan kondisi yang serba tidak kondusif ini. Ketika Indonesia tidak kondusif, muncul lagi sebuah provokasi yang menyatakan Pancasila tidak relevan lagi diterapkan di Indonesia. Pancasila dianggap hasil dari produk demokrasi, yang diadopsi dari barat. Dan entah kenapa, yang jadi usulan untuk menggantikan Pancasila adalah khilafah. Padahal kita tahu, ideologi khilafah ini jelas tidak bagus diterapkan di semua negara, apalagi Indonesia.

Tidak dipungkiri, provokasi semacam itu banyak sekali bermunculan hingga saat ini. Karena itulah, perlu kita sudahi segala ujaran kebencian tersebut. Mari kita ganti ujaran kebencian dengan ujaran damai. Ujaran yang bisa menyatukan semua perbedaan, bukan ujaran yang justru mempersoalkan perbedaan. Mari arahkan hawa nafsu yang merupakan anugerah dari Tuhan ini, untuk menuju ke arah yang positif. Tetaplah rendah hati dan jangan merasa benar sendiri. Karena dengan tetap menjaga kerendahan hati, kita akan memposisikan orang lain sama. Karena pada dasarnya semua manusia adalah sama, hanya ketakwaannya lah yang membedakan.

Nah, gunakan bulan Ramadan ini sebagai bulan untuk jihad mengendalikan hawa nafsu. Jangan biarkan diri kita dikenalikan hawa nafsu. Sebaliknya, kitalah yang harus mengendalikan si hawa nafsu itu sendiri. Mari kita jaga kesucian bulan Ramadah, dengan memperbanyak ujaran dan perilaku yang bisa menciptakan ketenangan dan kedamaian. Baik itu di lingkungan keluarga, masyarakat, atau wilayah yang lebih luas, yaitu Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun