Menurut saya ideologi yang diusung oleh ISIS tidak akan pernah cocok diterapkan di Indonesia. Alasan yang paling mendasar adalah karena masyarakat negeri ini telah lama terbiasa hidup dalam keadaan damai, sehingga sulit rasanya jika paham kelompok radikal tersebut berkembang pesat di Indonesia.
Sebagaimana yang telah banyak diberitakan, ISIS dikenal memilki sifat yang eksesif atau melampaui kebiasaan umum karena mewajibkan semua orang memeluk satu agama saja, yakni Islam. Ide ini sungguh tidak cocok berkembang di Indonesia karena masyarakatnya telah sejak lama terdiri dari berbagai agama yang membaur damai di bawah naungan Pancasila.
Meskipun sama-sama penganut Islam Sunni, namun yang berkembang di Indonesia selama ini bersifat moderat. Islam di Indonesia mau menerima keberagaman dengan tangan terbuka.
Bukan saja hanya soal ideologi, ISIS dan Indonesia juga memiliki perbedaan cukup mencolok dari nama bentuk negaranya. ISIS secara terang-terangan mengaku sebagai negara Islam. Sedangkan Indonesia, meskipun mayoritas penduduknya adalah penganut Islam, namun bentuk negara yang diakui adalah negara kesatuan. Bentuk negara ini mengayomi kultur dan kondisi Indonesia yang beragam, sehingga akan sangat salah jika menerapkan paham monolitik ISIS di tanah air.
Ditambah lagi dengan sikap tegas pemerintah yang melarang keras paham ISIS di negeri ini membuatnya menjadi begitu sulit untuk terus berkembang. Alasannya sederhana, pemerintah telah mencap ISIS sebagai bagian dari terorisme karena telah mengancam keamanan nasional. Dengan alasan itu, pemerintah Indonesia pun memiliki legitimasi untuk memperkarakan para simpatisan ISIS secara hukum. Tentunya hukum yang bukan main-main karena telah digunakan cukup sering dalam menanggulangi aksi terorisme di seluruh Indonesia.
Ada satu hal lagi yang membuat Indonesia tidak cocok sebagai tempat berkembangnya paham ISIS, yaitu mengenai kontribusi kebebasan pers yang berlaku saat ini. Kebebasan ini membuat banyak media massa mendapat akses luas dalam menjangkau beragam berita serta membentuk opini masyarakat. Terlebih saat ini tren yang tampak dalam pemberitaan ISIS di media massa adalah negatif, sehingga sangat membantu dalam peningkatan awareness masyarakat terhadap waspada ISIS.
Meskipun begitu, semua hal yang disebut di atas harus didampingi oleh kondisi negara yang kondusif dan jauh dari masalah-masalah yang dapat memicu kecemburuan sosial. Apabila terjadi kecemburuan sosial, apalagi hingga membuat beberapa kelompok tertentu merasa tertindas oleh negeri sendiri, maka akan mempermudah masuknya paham ISIS dengan alasan sebagai 'penyelamat'. Jika sudah begitu, maka persatuan dan kesatuan Indonesia pun akan terancam eksistensinya. Duh, jangans ampai, deh!
Adalah tugas pemerintah untuk terus gencar menyampaikan himbauan hati-hati terhadap masuknya paham ISIS di Indonesia. Selain itu, pemerintah pun harus tegas dalam menindak para simpatisan ISIS yang terbukti terlibat aksi propaganda. Jatuhi saja hukuman berat, semisal hukuman mati mungkin, sehingga menimbulkan efek jera bagi masyarakat.
Mari bersama tolak ISIS berkembang di Indonesia!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H