Ada beberapa faktor yang dapat menjelaskan mengapa gangguan kecemasan semakin meluas di kalangan siswa. Pertama, tekanan akademik yang tinggi dan harapan yang tinggi dari orang tua dan guru dapat menyebabkan tingkat stres yang tinggi pada siswa. Mereka mungkin merasa cemas dan khawatir tentang pencapaian standar yang ditetapkan atau tidak memenuhi harapan orang lain.
Selain itu, faktor sosial juga dapat berperan dalam meningkatkan gangguan kecemasan di kalangan siswa. Adanya tekanan sosial, seperti pengucilan atau dipilih oleh teman sebaya, dapat menyebabkan rasa cemas dan ketidaknyamanan yang berkelanjutan.
Selain itu, faktor pribadi seperti rendah diri atau kesempurnaan juga dapat berkontribusi pada gangguan kecemasan. Siswa yang memiliki pandangan negatif tentang diri mereka sendiri atau memiliki standar yang sangat tinggi untuk diri mereka sendiri cenderung lebih rentan terhadap kecemasan.
Di era digital dan media sosial, siswa juga dapat mengalami tekanan tambahan dari kompensasi sosial dan ekspektasi yang tidak realistis yang ditampilkan di media sosial. Hal ini dapat meningkatkan kecemasan dan merasa tidak aman tentang diri mereka sendiri.
Dalam rangka mengatasi meluasnya gangguan kecemasan di kalangan siswa, penting untuk meningkatkan kesadaran akan masalah ini dan memberikan dukungan yang tepat kepada siswa. Pendidikan tentang kesehatan mental dan strategi pengelolaan stres juga harus diperkenalkan di lingkungan pendidikan.
Gangguan kecemasan dapat menyebabkan penurunan motivasi dan keterlibatan dalam kegiatan akademik siswa. Siswa yang mengalami gangguan kecemasan umumnya merasa cemas, gelisah, dan khawatir secara berlebihan, yang dapat mengganggu fokus dan minat mereka dalam belajar. Mereka mungkin merasa terbebani oleh tekanan untuk mencapai standar yang tinggi atau takut gagal, sehingga kehilangan motivasi untuk belajar dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan akademik. Selain itu, gangguan kecemasan juga dapat mempengaruhi kemampuan siswa untuk berkonsentrasi dan menyimpan informasi, yang dapat menghambat kemampuan mereka untuk belajar dengan efektif.
Gangguan kecemasan dapat menyebabkan kesulitan dalam berkonsentrasi dan menyimpan informasi pada siswa. Kecemasan yang berlebihan dapat mengganggu fungsi kognitif, termasuk kemampuan siswa untuk memusatkan perhatian dan memproses informasi dengan efektif. Siswa yang mengalami gangguan kecemasan mungkin terganggu oleh pikiran yang terus-menerus membujuk atau gelisah, sehingga sulit bagi mereka untuk fokus pada tugas-tugas akademik. Selain itu, kecemasan juga dapat mempengaruhi kemampuan siswa untuk menyimpan informasi dalam ingatan jangka pendek atau jangka panjang.
Gangguan kecemasan dapat berdampak negatif pada partisipasi kelas dan interaksi dengan teman sebaya siswa. Siswa yang mengalami gangguan kecemasan mungkin merasa tidak nyaman atau takut untuk berpartisipasi aktif dalam diskusi kelas atau kegiatan kelompok. Mereka mungkin khawatir tentang penilaian atau penilaian orang lain, sehingga terhindar dari situasi sosial yang menimbulkan kecemasan. Hal ini dapat menghambat kemampuan mereka untuk belajar melalui interaksi dengan teman sebaya dan mengembangkan keterampilan sosial yang penting.
Harapan akademik yang tinggi dan tekanan dari orang tua atau guru dapat menjadi faktor yang menyebabkan timbulnya gangguan kecemasan pada siswa. Orang tua dan guru seringkali memiliki harapan yang tinggi terhadap prestasi akademik siswa, dan tekanan mereka mungkin mencapai standar yang tinggi. Tekanan ini dapat membuat siswa merasa cemas dan khawatir tentang mencapai harapan tersebut atau takut akan kegagalan. Selain itu, siswa juga mungkin merasa terbebani oleh ekspektasi yang diletakkan pada mereka oleh orang tua atau guru, yang dapat meningkatkan tingkat stres dan kecemasan.
 Perundungan atau pengucilan sosial oleh teman-teman dapat menjadi faktor yang menyebabkan timbulnya gangguan kecemasan pada siswa. Siswa yang mengalami perundungan atau pengucilan sosial mungkin merasa cemas dan khawatir tentang bagaimana mereka dilihat oleh teman-teman mereka. Mereka mungkin merasa terlindungi dan tidak aman dalam lingkungan sosial mereka, yang dapat meningkatkan tingkat kecemasan.
Faktor-faktor pribadi seperti rendahnya diri atau kesempurnaan dapat menjadi penyebab timbulnya gangguan kecemasan pada siswa. Siswa yang memiliki pandangan negatif tentang diri mereka sendiri atau memiliki standar yang sangat tinggi untuk diri mereka sendiri cenderung lebih rentan terhadap kecemasan. Rendah diri dapat membuat siswa merasa tidak mampu atau tidak berharga, sehingga meningkatkan kecemasan dalam berbagai situasi. Sementara itu, perfeksionisme yang berlebihan dapat menimbulkan tekanan yang tinggi untuk mencapai standar yang sangat tinggi, yang pada pasangannya dapat menyebabkan kecemasan yang berlebihan.