Mohon tunggu...
Insyiraa Bunga Putriana
Insyiraa Bunga Putriana Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi Universitas Negeri Jakarta

Saya merupakan mahasiswi aktif Universitas Negeri Jakarta. Saya memiliki ketertarikan dibidang menulis.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Sebuah Transisi Pendidikan bagi Pemuda di Era Globalisasi

21 Maret 2023   09:09 Diperbarui: 21 Maret 2023   09:22 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Selain terdapat kemudahan dalam mencari buku pelajaran, kemudahan lainnya dari adanya teknologi bagi pendidikan adalah saat ini untuk melakukan proses belajar mengajar tidak harus dilakukan secara tatap muka antara guru dan murid-muridnya. Melainkan dapat dilakukan secara online atau tidak langsung, melalui aplikasi zoom atau google meet. Kita semua pasti sudah tidak asing lagi dengan dua aplikasi tersebut, terutama bagi anak-anak remaja yang mengalami peralihan proses pengajaran dari offline atau tatap muka menuju online atau tidak tatap muka secara langsung saat terjadinya masa pandemi dan penerapan lockdown dari pemerintah. Saya sendiri sebagai salah satu murid yang mengalami masa peralihan tersebut merasakan baik kemudahan maupun berbagai macam kesulitan atau struggle saat itu. 

Pertama-tama saya akan membahas dari segi kelebihan pengajaran online. Terdapat begitu banyak kelebihan dari kegiatan belajar mengajar secara online, pertama yaitu kita dapat mengakses pembelajaran dimana saja dan kapan saja (fleksibel), kemudian dapat mengurangi pengeluaran biaya transportasi (terutama bagi murid yang memiliki rumah cukup jauh dari sekolahnya), dengan dilakukannya pembelajaran via online kita juga dapat mengurangi penggunaan kertas (ramah lingkungan). Dimana ada kelebihan, disitu pasti ada kekurangan. Walaupun pembelajaran via online memiliki banyak kelebihan, tetapi banyak pula kekurangan yang dirasakan oleh banyak pihak baik dari pihak guru maupun murid. 

Terdapat beberapa kekurangan dari diadakannya pembelajaran via online; sulit untuk fokus pada pelajaran karena kurang dirasakannya perasaan emosional secara tatap muka langsung antara sang pengajar dan yang menerima pengajaran, sangat berkurangnya interaksi yang terjadi baik antar murid ke murid maupun murid ke guru, susahnya mendapatkan jaringan yang stabil untuk mendukung kelancaran proses belajar mengajar, yang terakhir yaitu sangat minimnya pengawasan yang dapat guru lakukan dalam proses belajar mengajar via online atau e-learning. 

Selain adanya pembelajaran online, terdapat hal-hal lainnya baik kekurangan maupun kelebihan dari adanya teknologi di era globalisasi yang sedang terjadi saat ini. Teknologi yang menjadi semakin modern dari zaman ke zamannya membuat masyarakat terutama para remaja yang masih berstatus sebagai anak sekolah mengalami kemudahan dalam berbagai kegiatannya untuk memenuhi proses belajar mengajar di sekolah. Dengan semakin pesat majunya teknologi yang ada saat ini di masyarakat, menyebabkan munculnya berbagai aplikasi atau platform media sosial yang dapat diakses atau dihubungkan secara sambungan internet atau online.  Berbagai macam aplikasi atau platform online tersebut tidak hanya dapat diakses melalui handphone atau gadget, melainkan murid-murid juga dapat mengaksesnya melalui tablet atau laptop dan komputer. Pada bulan April tahun 1973, telepon genggam pertama kali ditemukan dan diperkenalkan pada khalayak publik yaitu oleh penemu yang berasal dari perusahaan di Amerika Serikat; Motorola Corp bernama Martin Cooper. Seiring berjalannya waktu dan semakin canggihnya perteknologian saat ini, telepon genggam menjadi berevolusi dari zaman ke zamannya. Telepon genggam yang awal mulanya ditemukan oleh Martin Cooper lama kelamaan berubah dan berevolusi menjadi semakin canggih hingga menjadi berbagai macam gadget yang selama ini telah kita gunakan setiap hari. 

Setelah saya membaca beberapa referensi jurnal, saya menemukan di dalam salah satu jurnal keperawatan pada tahun 2015 dan di dalam jurnal tersebut terdapat pendapat menurut Beauty Manumpil, yaitu menurutnya saat ini setiap orang yang ada di seluruh penjuru dunia sudah pasti memiliki sebuah gadget. Pada zaman atau era globalisasi teknologi yang sudah sangat modern saat ini, mayoritas orang tua yang ada di seluruh dunia beranggapan bahwa gadget menjadi salah satu alat yang harus digunakan oleh anak-anaknya untuk dapat memenuhi proses belajar mengajar dan mendapatkan pendidikan melalui pencarian berbagai informasi di gadget tersebut. 

Mungkin pada zaman dulu, jika seorang anak diberikan gadget oleh orang tuanya dapat dianggap sebagai hal yang aneh atau tidak lumrah. Tetapi beda halnya dengan saat ini,  karena saat ini anak-anak (terutama anak yang masih dibawah umur) yang sudah diberikan gadget oleh orang tua nya sudah bukan menjadi hal yang aneh lagi seperti zaman dulu, bahkan hal ini sudah menjadi sangat lumrah terjadi di masyarakat modern saat ini. 

Gadget merupakan aplikasi yang berteknologi tinggi dan dapat sangat berguna bagi orang-orang yang memiliki sebuah kepentingan khusus untuk urusan pekerjaan atau bisnis nya, atau pun untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran terutama bagi anak-anak SMA dan mahasiswa mahasiswi. Tetapi pada kenyataannya, yang menggunakan gadget bukan hanya orang-orang dewasa atau orang yang sudah memiliki cukup umur, malah saat ini banyak sekali anak-anak dibawah umur yang sudah diberikan kebebasan menggunakan gadget dengan tanpa adanya pengawasan khusus dari kedua orang tuanya. 

Penggunaan gadget telah menyebabkan berbagai dampak dan juga pengaruh yang berbeda-beda terhadap setiap murid yang menggunakannya. Sudah banyak sekali guru yang mengatakan bahwa saat ini semakin banyak murid-murid yang kurang memperhatikan pelajaran saat kelas sedang berlangsung, banyak dari mereka yang malah menggunakan gadget secara diam-diam saat proses belajar mengajar sedang berlangsung di kelas. Selain itu, banyak pula murid yang menjadi semakin malas untuk mengerjakan tugas-tugas yang telah diberikan oleh guru yang mengajar. Hal ini menyebabkan menjadi semakin turunnya nilai-nilai dan juga prestasi siswa di sekolah, berarti dapat kita tarik sebuah kesimpulan bahwa  gadget telah membawa beberapa pengaruh yang buruk untuk para remaja terutama remaja yang masih berstatus sebagai anak sekolah. Tetapi bukan berarti gadget hanya memberikan dampak buruk bagi murid, sebenarnya jika kita sebagai murid atau mahasiswa dapat membagi waktu dalam menggunakan gadget (membagi waktu antara belajar dan bermain gadget) maka sebenarnya gadget juga dapat membawa dampak baik terhadap prestasi siswa di sekolah.

Contoh dari siswa yang dapat menggunakan teknologi dengan baik dan menjadikannya sebagai sebuah sarana untuk membuat prestasi adalah siswa SMK Raden Umar Said (SMK RUS), mereka para siswi-siswi di SMK RUS membuat sebuah prestasi di level internasional dengan cara membuat film animasi yang berjudul ‘Unstring Your Heart’. Maka dalam hal ini dapat kita lihat bahwa teknologi tidak hanya memberikan dampak atau pengaruh yang buruk kepada pengguna nya, melainkan teknologi juga dapat memberikan dampak baik dan baik atau buruknya sebenarnya tergantung kepada bagaimana pengguna nya menggunakan teknologi tersebut.

Jika murid-murid dapat menggunakan teknologi dengan baik dan benar sesuai kebutuhannya maka murid tersebut dapat menciptakan berbagai prestasi yang membanggakan baik bagi diri sendiri maupun sekolah. Tetapi sebaliknya, jika seorang murid menggunakan teknologi hanya untuk bersenang-senang dan tidak dapat membagi waktu antara waktu belajar dan bermain gadget, maka hal itu akan memberikan dampak serta pengaruh yang buruk bagi murid tersebut untuk kedepannya nanti. Dan hal tersebut akan berimbas kepada prestasi dan nilai-nilai mereka di sekolah. Maka dapat kita simpulkan bahwa sebenarnya globalisasi teknologi dapat menjadi sumber penuaian prestasi bagi para remaja terutama murid-murid yang masih bersekolah, hal ini hanya tergantung kepada bagaimana para remaja tersebut menggunakan dan memanfaatkan teknologi dalam kehidupan sehari-hari mereka. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun