Mohon tunggu...
Insyaka Zidannadi
Insyaka Zidannadi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah seorang mahasiswa yang memiliki hobi dibidang fotografi, vidiografi dan juga kegiatan outdoor.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Hilangnya Momen Berburu Takjil Saat Menjadi Mahasiswa

17 April 2024   16:33 Diperbarui: 20 April 2024   12:26 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Bulan Ramdhan menjadi salah satu waktu yang ditunggu-tunggu oleh umat muslim di seluruh dunia. Datangnya bulan suci Ramadhan pastinya disambut dengan Bahagia oleh umat muslim yang ada di seluruh dunia. Bahan, umat non muslim terkadang juga ikut menyambut kedatangan bulan suci ini. Dikutip dari Wikipedia Takjil adalah istilah umum untuk kudapan yang dimakan sesaat setelah berbuka puasa, biasanya berupa makanan manis seperti kolak pisang, sup buah, es campur, dan lain sebagainya. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata takjil memiliki arti mempercepat dalam berbuka puasa.

            Ketika sudah menjadi mahasiswa saya seringkali kehilangan momen berburu takjil, Dimana saya adalah seorang mahasiswa yang pulang pergi alias ngelaju. Dibutuhkan waktu kurang lebih satu jam perjalanan menggunakan motor dari rumah menuju kampus. Disemester ini terdapat beberapa mata kuliah yang mengharuskan berangkat pagi pagi buta dan pulang sore hari.

            Ketika sebelum menjadi mahasiswa, saya dan teman-teman sering berburu takjil baikdi kampung Ramadhan, penjual penjual dipinggir jalan, ataupun dilampu merah ketika ada yang sedang berbagi takjil gratis. Banyak sekali jajanan yang dijual saat di kampung Ramadhan manapun. Dari minum-minuman seperti es buah, es coklat, es the jumbo, dan sebagainya. Tak lupa, banyak juga makanan ringan yang ada disana seperti, gorengan, bakar bakaran, dan lain-lain. Dengan harga yang cukup terjangkau membuat saya dan orang orang tertarik untuk berburu kuliner disaat-saat menunggu waktu berbuka puasa.

            Momen ketika sudah tiba waktunya berbuka tiba, disitulah saya sering mendapatkan kehangatan bulan suci Ramadhan. Berbuka bersama-sama dipinggir jalan, berbincang dengan teman, bahkan sering kali berbincang dengan orang yang tidak kenal. Dari yang awalnya tidak kenal bisa menjadi kenal banyak orang dan menambah tali silaturahmi.

            War takjil, trend yang cukup ramai di Ramadhan tahun ini. Trend yang menurut saya unik dan seru. Banyak orang orang non muslim yang sering memborong takjil-takjil yang dijual oleh pedagang. Mereka biasanya memborong untuk dimakan sendiri dan keluarganya. Bahkan ada yang memborong untuk dibagikan kepada saudara saudara kita yang beragama muslim. Saking seringnya diborong, banyak sekali umat muslim yang tidak kebagian takjil. Sehingga banyak bedagang yang memberikan syarat ketika ada orang yang akan membeli dagangannya. Seperti harus mengucapkan dua kalimat syahadat, hafalan surat-surat yang ada di Al-Qur’an, dan lain-lain.

            Namun, umat non muslim itu tidak kehabisan akal, mereka sampai ada yang rela mengenakan jilbab bagi Perempuan, demi bisa membeli takjil tanpa harus diberikan syarat-syarat seperti tadi. Umat muslimpun juga turut menanggapi trend ini, sebagian orang mau memborong telur-telur yang ada ditoko-toko. Gurauan ini ditujukan kepada umat kristiani agar ketika paskah tiba mereka mengganti telur dengan kinderjoy. Karena paskah ditahun ini berbarengan dibulan suci Ramadhan.

            Memasuki minggu kedua, biasanya banyak kelompok-kelompok yang membagikan takjil gratis dijalan-jalan. Mereka biasanya mencari tempat tempat yang strategis dan tidak membuat kemacetan ketika berbagi. Bisa dilampu merah atau orang jawa sering menyebut bangjo. Takjil itu ditujukan kepada orang orang yang masih dalam perjalanan tetapi sudah mendekati waktu berbuka puasa. Saya pun sering ikut andil dalam kegiatan bagi bagi takjil, baik dari organisasi, teman teman main, ataupun komunitas. Ketika kita bisa berbagi takjil, ada sebuah pencapaian yang bisa kita rasakan. Selain ikut berbagi, terkadang saya dan teman-teman sering berburu takjil. Senyuman dari orang orang yang memberi dan diberi merupakan sebuah sebuah senyuman tulus.

            Ketika menjadi mahasiswa, saya sering melewatkan momen momen berburu takjil karena pulang kuliah sudah sore dan menurut saya cukup lelah. Sebelum memasuki bulan puasa, kita tidak perlu menahan hawa nafsu, lapar, haus, dan lain-lain. Memasuki bulan puasa ini sering kali saya kelelahan diperjalanan karena sudah berpuasa dari pagi dan pulang sore, ditambah lagi waktu perjalanan yang lumayan lama. Maka dari itu saya lebih memilih beristirahat ketika sudah sampai rumah daripada berburu takjil.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun