Sejatinya pacaran adalah proses 'perkenalan' antara sepasang kekasih sebelum melangkah menuju gerbang pernikahan. Yang namanya proses maka pasti pernah mengalami friksi di antara mereka, beberapa dapat menenggang namun banyak pula yang melampiaskan dengan kekasaran bahkan kekerasan.
Kekerasan dalam pacaran adalah pintu pertama menuju KDRT (Kekerasan Dalam Rumah Tangga) kelak. Kekerasan yang saya maksud di sini adalah bukan hanya menyakiti secara fisik, namun menyakiti secara verbal pun sudah merupakan indikator bahwa hubungan harus sesegera mungkin diakhiri. Sering kita, sebagai perempuan, berusaha berlapang dada dan berharap nanti sikap Si Dia akan berubah seiring dengan waktu. Hahaha, jangan pernah berharap!. Harapan itu hanya perangkap menuju jebakan Bad Man seumur hidup kita.
Saat putus pacaran memang menyakitkan, namun cukup menangis dalam waktu paling lama 3 (tiga) hari saja, setelah 3 hari segera berdandan cantik dan beraktifitas sedinamis mungkin. Kita harus bersyukur bahwa Si Dia telah menunjukkan tanda-tanda karakternya yang sulit dan berpotensi sebagai pelaku KDRT. Lebih baik kehilangan waktu 3 hari, daripada terjebak Si Bad Man sepanjang usia kita. No way laaaah!.
Sesuai pengalaman saya, berikut tanda-tanda menghindari jebakan Bad Man:
- Uji karakter spontan Si Dia dengan beberapa diskusi ringan, buatlah ia dalam situasi terpojok. Amati perubahan sikapnya. Kalau Si Dia marah, bahkan membanting benda-benda kecil di dekatnya, terbukalah kedok Sang Bad Man. Namun sebelum memutuskan hubungan, minta Sang Bad Man memperbaiki benda-benda yang sempat dirusaknya itu.
- Cari tahu latar belakang dan keseharian Si Dia dari teman-temannya, sahabatnya, keluarganya dan lingkungan rumahnya. Cukup 3 komentar perihal sikapnya yang kasar dan berpotensi KDRT kelak sudah mewakili.
- Amati sikapnya selama berhubungan pacaran, apabila Si Dia sering memaksakan kehendaknya sehingga berujung memancing emosi kita... itulah Calon Bad Man. Hindari lelaki pemaksa atau Anda akan menjadi budaknya seumur hidup.
- Cek empati dan rasa berbaginya kepada sesama, tanpa kecuali siapa pun mereka. Egois atau tidaknya Si Dia akan terlihat dari parameter nomor 4 ini. Keegoisan seseorang merupakan bentuk karakter yang menyimpan bom waktu, kelak satu saat akan meledak hebat. Masih mau menyimpan bom?.
OOOoooOOO
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H