Mohon tunggu...
Istudiyanti Priatmi
Istudiyanti Priatmi Mohon Tunggu... Freelancer - Fortiter in re, suaviter in modo (Claudio Acquaviva, SJ)

Pendonor darah sukarela dan terdaftar sebagai pendonor kornea mata. Founder: ABK UMKM (Yayasan Griya Bina Karya Anak Berkebutuhan Khusus), KRESZ-KRESZ INDONESIA (Green Juice, Sayur Hidroponik, Bloom and Grow POC). Lulusan Magister (S2) Hukum Bisnis UI, S1 Fakultas Ekonomi UI dan Tarakanita. E-mail: v.istudiyanti.priatmi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Renungan Biblisku: Matius 12 Ayat 1 - 8

18 September 2024   19:25 Diperbarui: 18 September 2024   19:27 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Murid-murid yang tanpa bekal terus berjalan mengikuti Yesus.  Mereka kelaparan dan saat melewati kebun gandum, mereka memakan bulir-bulir gandum demi bertahan hidup mengikuti Yesus.  Meski lapar, mereka tidak lari dari Yesus untuk sejenak mencari rumah makan atau lari pulang makan ke rumah keluarganya, namun mereka tetap berjalan mengikuti Yesus dan membersamai-Nya.  Dalam kesederhanaan hanya memakan bulir gandum tanpa lauk atau bumbu masak, hambar dan tidak mengenyangkan, namun semangat tetap ikut Yesus lebih utama.

Wah ternyata hari itu hari Sabat, hari dimana digariskan dalam hukum Taurat atas 39 larangan, antara lain menyalakan api, membajak termasuk memetik gandum.  Hari itu semua harus beristirahat dari pekerjaan duniawi dan mengarahkan pikiran pada Allah serta terlibat dalam kegiatan doa di Bait Allah.  

Orang-orang Farisi yang melihat kelakuan murid-murid Yesus terheran dan bertanya mengapa murid Yesus melakukan kegiatan yang dilarang di hari Sabat.  Itu salah dan harus dihukum.  Yesus menjawab dengan mengingatkan mereka akan peristiwa Daud dan pengikutnya yang lapar masuk ke Bait Allah pada hari Sabat saat Abyatar menjabat Imam Besar dan memakan roti persembahan serta memberikan kepada para pengikutnya.  Yesus juga mengingatkan bahwa imam-imam kok bisa tetap berkegiatan di Bait Allah pada hari Sabat dan tidak dinyatakan bersalah.

Apa yang dikatakan Yesus pada masa itu sungguh suatu pembangkangan atas agama dan tradisi, sehingga Yesus semakin dibenci orang Farisi.

Hukum kasih berlaku di atas hukum Taurat termasuk di atas 39 larangan di hari Sabat.  Mereka yang musafir, miskin, lapar dan berkekurangan adalah dalam kondisi darurat dan harus segera ditolong dengan memberikan makanan, termasuk di hari Sabat, sebagaimana dilakukan Daud bersama pengikutnya.

Belas kasihan pada sesama manusia yang berkekurangan adalah keutamaan di atas semua seremonial dan norma tradisi kaku.  Yesus ingin mengingatkan bahwa hari Sabat diadakan untuk manusia.  Di hari Sabat berbelas kasih pada sesama manusia yang miskin dan berkekurangan dengan menolong mereka adalah perwujudan kasih kepada Tuhan, bukan hanya berdiam diri berdoa di Bait Allah semata. 

000ooo000

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun