Mohon tunggu...
Istudiyanti Priatmi
Istudiyanti Priatmi Mohon Tunggu... Freelancer - Fortiter in re, suaviter in modo (Claudio Acquaviva, SJ)

Pendonor darah sukarela dan terdaftar sebagai pendonor kornea mata. Founder: ABK UMKM (Yayasan Griya Bina Karya Anak Berkebutuhan Khusus), KRESZ-KRESZ INDONESIA (Green Juice, Sayur Hidroponik, Bloom and Grow POC). Lulusan Magister (S2) Hukum Bisnis UI, S1 Fakultas Ekonomi UI dan Tarakanita. E-mail: v.istudiyanti.priatmi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menari Jawa Klasik: Such A Contemplation!

28 April 2014   22:15 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:05 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mempelajari tari Jawa Klasik di usia saya yang sudah 44 tahun kala itu bukanlah hal yang mudah.  Meski saya telah menari tari Jawa sejak kelas 2 sekolah dasar, namun semangat saya untuk belajar menari kembali sungguh mengherankan banyak teman seusia saya.

Saat pertama kali belajar menari di bulan Februari 2013 hingga bulan berikutnya saya merasakan tubuh terasa sangat pegal dan kaku usai menari.Hingga bulan ke-3 belajar menari saya masih ragu-ragu, apakah saya akan terus menari ataukah berhenti.Saya bertekad bertahan hingga akhir bulan ke-3 dan ternyata justru saya merasakan sesuatu yang berbeda.‘Roso’ saya terbentuk dan saya mulai mencintai setiap detil gerakan tari.

[caption id="attachment_321716" align="aligncenter" width="544" caption="Sejak usia kanak bagus sekali belajar menari tari tradisional."][/caption]

Awalnya saya sulit membedakan antara beberapa nama tarian yang kami pelajari, yaitu tari Jawa Klasik Gaya Jogyakarta: Nawung Sekar, Sari Wirogo dan Sari Kusumo.Namun dengan berjalannya waktu, saya mulai dapat mengikuti detil gerak yang diajarkan guru tari kami.

[caption id="attachment_321717" align="aligncenter" width="479" caption="Menari tari Jawa Klasik seperti bermeditasi. Such a contemplation!."]

13986727011951769695
13986727011951769695
[/caption]

Saya merasakan banyak manfaat yang saya dapatkan sejak saya tekun berlatih menari setiap minggu yaitu tubuh terasa lebih gesit dan cekatan dan anggota tubuh lebih lemas dan tidak kaku.Saya yang sebelumnya terkesan ‘sradak-sruduk’ dalam bertindak, sekarang menjadi lebih kalem dan tenang.Saya mempelajari bahwa setiap detil gerak tubuh mengandung makna yang filosofis.

[caption id="attachment_321718" align="aligncenter" width="576" caption="Kami belajar detil gerak dengan guru tari, Ibu Maria Darmaningsih."]

1398672800655463621
1398672800655463621
[/caption]

Utamanya adalah timbulnya rasa nyaman serta santai yang saya peroleh selama dan sesudah menari.Such a contemplation!.Mari belajar menari (kembali) tari Jawa Klasik.

Ooo000ooO

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun