Dalam rangka memperingati Hari Guru Nasional 2019, Kedutaan Besar Republik Indonesia melalui Atase Pendidikan dan Kebudayaan mengadakan kegiatan Workshop Pengembangan Bahan Ajar untuk Sanggar Bimbingan yang ada di Malaysia. Acara tersebut berlangsung pada tanggal 22-24 November 2019 di Hotel Royale Chulan Seremban, Malaysia.
Acara ini dibuka oleh Wakil Kepala Perwakilan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Kuala Lumpur, Bapak Khrisna K. U. Hannan dan dihadiri juga oleh Bapak Agus Badrul Jamal (Kordinator Fungsi Politik), Bapak Agung Cahaya Sumirat (Kordinator Fungsi Pensosbud), Mokhamad Farid Maruf (Atase Pendidikan dan Kebudayaan), Dr. Encik Abdul Hajar, M.M (Kepala Sekolah Indonesia Kuala Lumpur), Dr. Abdul Kahar, M. Pd (Direktur Pembinaan Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan), Dr. Subi Sudarto (Kasi. Pendidikan Kesetaraan Direktorat Pembinaan Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan KEMDIKBUD), Guru-guru Sekolah Indonesia Kuala Lumpur, Guru-guru Sekolah Indonesia Johor Bahru, Guru-guru PPWNI Klang, Guru ICC Muar Johor Bahru, Aries Sutianto, S. Pd Wakil Kepala Sekolah Indonesia Kota Kinabalu Bidang Kurikulum Community Learning Centre Sabah, Gaguk Dwi Saputro, S.Pd Kordinator Penghubung  Community Learning Centre Sarawak, PCI Muslimat NU Malaysia sebagai pengelola Sanggar Bimbingan Sungai Mulia 5, dan Keluarga Mahasiswa NU Malaysia sebagai tim relawan pengajar Sanggar Bimbingan Sungai Mulia 5.
Dalam kesempatan tersebut, Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Mokhamad Farid Maruf, Ph.D menggarisbawahi pentingnya pembentukan Sanggar Bimbingan ini untuk memperluas akses pendidikan bagi anak-anak pekerja migran Indonesia serta mengapresiasi para tenaga pengajar yang mayoritas merupakan mahasiswa Indonesia. Menyambut Hari Guru Nasional, beliau berpesan kepada guru-guru yang hadir, bahwa pendidikan itu harus menyenangkan dan membahagiakan. Setiap proses yang terjadi di dalam kegiatan belajar mengajar harus menyenangkan dan membahagiakan siswa-siswanya di kelas. Sehingga.dengan mengajar di kelas yang menyenangkan dan membahagiakan adalah merupakan implementasi dan ekspresi rasa syukur kepada Allah.
"Modul, buku, dan bahan ajar merupakan fundamental bagi kegiatan pembelajaran di sanggar bimbingan. Kegiatan pengembangan bahan ajar yang aktual dan kontekstual tentu sangat positif untuk menyongsong lesat-pesat laju zaman. Anak-anak bangsa di negeri jiran harus disadarkan dan diberdayakan untuk menyongsong bonus demografi. Dan, sekali lagi, selain guru, modul, dan bahan ajar adalah kunci," ungkap Ardian Nur Rizki, salah satu peserta workshop yang mewakili SIJB.
Guru bahagia, siswa bahagia!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H