Ketika melewati saluran air yang tergenang, tak terasa refleks tangan ini menutup hidung, dan ingin rasanya cepat meninggalkannya. Ya, air yang tergenang itu akan berada di tempat itu selamanya. Tidak akan kemana-mana. Lama kelamaan pun akan menimbulkan bau dan penyakit. Limbah dan polusipun ikut didalamnya. Berbeda, ketika melewati air yang mengalir. Ia akan terus mengalir. Bergerak dan berpindah tempat. Jernih, tak ada bau dan tak akan menimbulkan penyakit. Bahkan kita akan menemukan aroma kesegaran dan kehidupan biota air di dalamnya.
Alangkah indahnya dunia pendidikan kita, ketika para guru bagaikan air yang mengalir. Terus memberikan manfaat bagi orang lain. Tak kenal henti dalam berkarya. Tak pernah letih dalam mendidik. Tak kan putus asa dalam berjuang. Firman Allah dalam Al Qur’an Surat Ar Ra’du, 13 : 11, yang artinya :“ Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.”
Wahai para guru yang dirahmati Allah, jika kita ingin menjadi guru yang menarik, profesional, inspiratif, menyenangkan, dsb.; hendaklah kita selalu meningkatkan pengetahuan, wawasan, sikap, dan kepribadian. Banyak cara untuk melakukannya, mengikuti training-training, kajian-kajian keIslaman, seminar, membaca buku, membaca koran, browsing internet, diskusi, dsb.
Saat ini, anak-anak sedang menanti bimbingan para guru. Agar mereka dapat hidup lebih bermakna. Bukan hanya sekedar bisa baca, tulis, dan hitung. Mereka ingin dipuji, bukan ingin di maki. Mereka ingin disayang, bukan ingin disakiti. Bergeraklah wahai para guru, karena diam bisa mematikan!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H