Mohon tunggu...
Deany Yasir Wirya
Deany Yasir Wirya Mohon Tunggu... Guru - Menjadi proaktif

Berasal dari Jakarta. Bekerja sebagai pendidik. Ayah dari tiga orang putri. Sedang belajar menulis. WA : +60137098650

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Ketua MUI, Denny Indrayana, dan Hartati Murdaya :Air Susu Dibalas Dengan Air Tuba)

22 November 2013   13:03 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:49 998
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Masih ingatkah anda dengan peribahasa air susu dibalas dengan air tuba dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah?  Sebuah ungkapan yang sering diucapkan seseorang untuk melampiaskan kekecewaan mereka terhadap orang lain. Peribahasa tersebut memiliki arti perbuatan baik yang dibalas dengan perbuatan jahat.  Tahukah anda, ternyata ada peribahasa yang sering diucapkan oleh para pejabat negeri ini, pengusaha, ketua ormas, ketua parpol, dan lain-lain.  yaitu, peribahasa 'air susu dibalas dengan air tuba'.  Dibawah ini adalah contoh tiga orang yang telah mengungkapkan peribahasa tersebut.

1. Ketua MUI , KH. A. Cholil Ridwan.

“Fatin itu bisa menang menjadi juara X Factor karena jilbabnya, karena dukungan umat Islam dari Sabang sampai Merauke lewat SMS. Mungkin juga karena ada surat saya yang menyerukan agar mendukung Fatin. Jadi Fatin harus membatalkan kontrak dengan RCTI terkait menyambut kedatangan Miss World,” kata KH. A. Cholil Ridwan kepada voa-islam.com, melalui sambungan telepon, Rabu (19/6/2013).

Menurut Kyai Cholil, jika fatin tidak membatalkan kontraknya dengan RCTI yang mendukung ajang konter kecantikan Miss World, maka akan sangat melukai hati umat Islam.

“Karena kalau Fatin tidak membatalkan kontrak itu akan sangat melukai hati umat Islam. Umat sudah begitu senang, ada jilbab, semua menyokong Fatin. Bahkan ada yang sampai ratusan ribu untuk kirim SMS agar Fatin menang dan saya ada laporannya. Ketika Fatin menang banyak yang mengucapkan selamat sama saya, padahal saya tidak kenal dia, saya tidak pernah ketemu, tidak tahu alamatnya,” ungkap pimpinan Ponpes Husnayain tersebut.

Sekali lagi, Kyai Cholil menyampaikan nasehatnya kepada Fatin agar jangan sampai air susu dibalas dengan air tuba.

“Jadi nasehat saya, sebaiknya kontrak itu dibatalkan sebagai rasa syukur dan terima kasih kepada umat Islam. Ada pepatah mengatakan “Air Susu jangan Dibalas dengan Air Tuba”” tandasnya.

2.  Wamenhumkam, Denny Indrayana
"Presiden telah me-relay ke kami dan kami bertanggung jawab terkait masalah ini, kasus ini seperti air susu berupa grasi pada Ola tapi dibalas dengan tuba narkoba, dalam kasus ini Presiden tidak boleh dijadikan tumpuan kesalahan, presiden kita adalah orang yang berniat baik dengan memberi ampun, namun kemudian ada yang membalasnya dengan kejahatan baru," ujar Denny sebelum membuka Semiloka sosialisasi prosedur standar operasi pemasyarakatan di hotel Grand Clarion, Makassar, kamis malam (8/11/2012).

3. Pengusaha Siti Hartati Murdaya yang menjadi terdakwa perkara suap pengurusan lahan di Buol, Sulawesi Tengah, tetap merasa tak bersalah dan bertanggung jawab atas pemberian uang Rp 3 miliar ke Amran Batalipu selaku Bupati Buol. Hartati berdalih dirinya hanya menjadi korban ulah anak buah dan pemerasan oleh sang bupati.  Karena merasa tak bersalah, Hartati berharap dirinya tidak dituntut dengan hukuman berat. Istri pengusaha Murdaya Poo itu berdalih dirinya menjadi korban kriminalisasi. Usia saya sudah 67 tahun, waktu produktif saya sudah tidak banyak lagi, saya ingin bekerja demi menghidupi 57 ribu orang karyawan. Selama 4 bulan ditahan saya banyak hambatan. Saya mohon tuntutannya tidak banyak-banyak, pinta Hartati. Apakah Hartati menyesal? Saya menyesal, ini seperti air susu dibalas air tuba.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun