Mohon tunggu...
Hendra Wisnu Yoga
Hendra Wisnu Yoga Mohon Tunggu... -

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Hidayah dari suatu pengajian

17 Oktober 2010   07:20 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:22 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Namaku adalah Farel usia 20 tahun. Dalam kehidupanku hatiku selalu resah, kadang aku bermaksiat secara sembunyi-sembunyi dengan melihat video mesum, kadang aku terpedaya oleh nafsuku yang kuat. Hingga nafsu yang klimaks aku sadar akan kesalahan naluriku. Hingga malam hari aku tertidur dengan alarm handphone yang nada deringnya berjudul Wali-Tobat Maksiat. Saat itu tepat pukul 02.15 pagi alarm bergetar namun aku (Farel) belum juga bangun/malas. Sebelum menjelang tidur aku sudah berniat untuk bangun dan melaksanakan sholat tahajud, Taubat. Entah apa yang membisikkan aku untuk bangun dan mengambil air wudhu. Pada saat itu syetan sangat berat tipuannya. Di telinga kiri berkata tidurlah percuma kau taubat, Allah tak akan mengampunimu. Disebabkan tiap taubat kau suka melanggar. Namun sungguh mulia pada arah telinga kanan berkata : Wahai Saudaraku janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah, sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat. Dan secara paksa aku memilih langkah kanan. Akhirnya aku melaksanakan Taubat. Namun farel tak bisa menangis mungkin hatinya telah keras tertutup oleh banyaknya dosa. Hingga pagi hari sampai waktu subuh aku mulai semangat. Aku berinisiatif untuk ikut pengajian. Dan disinilah aku mendapatkan kata yang bijak dari seorang penceramah. Lalu saat ditengah-tengah pengajian aku terasa sakit perut, lalu masuk toilet kemudian berwudhu. Entah tanpa sadar aku tidak melihat keramik tumpul di dekat pancuran wudhu lalu aku berjalan dan tergoresnya. Kulitku terkelupas dan mulai berdarah. Aku langsung menyadari dosa di saat malam kemarin melakukan zina mata. Yang aku heran mengapa yang berzina mata dan tangan tapi yang terkena kaki. Secara logika aku bisa menerima bahwa ini sebagai teguran dari Allah seusai melakukan taubat. Benarlah firman Allah yang berkata Allah memasukkan siang ke dalam malam bagi orang yang berdosa pada malam hari dan memasukkan malam kepada siang bagi orang-orang yang berdosa pada siang hari. Aku langsung terucap ASTAGHFIRULLAHAL ADZIIM. Semoga Allah mengampuni dosaku. Amiin
EB3EB147-D4A1-FF32-3077-2A5F4CB30828
1.03.01

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun