Mohon tunggu...
Inspirasi Sehat
Inspirasi Sehat Mohon Tunggu... -

www.inspirasisehat.com

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Agar Si Kecil Suka Sayur

8 Juni 2010   05:31 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:40 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

Becombion, inspirasisehat.com - “Ehm…. Gak mau. Gak enak,” kata si kecil sambil mengunci rapat mulutnya, ketika ibunya menyodorkan sendok yang berisi sayur bayam.  Hal tersebut memang bukan hal yang aneh dilakukan anak-anak. Sayur merupakan salah satu bahan makanan paling kurang bersahabat dengan anak. Hal ini tak lepas dari rasanya yang cenderung hambar. Berbeda dengan nugget atau sosis yang Anda hidangkan misalnya, yang memiliki rasa gurih dan menggoda. Memberikan sayuran kepada si kecil pun menjadi tantangan tersendiri bagi si kecil. Tak jarang, orangtua justru kehilangan kesabaran dalam menghadapi kondisi tersebut. Hal ini tentu bukan jadi solusi yang tepat agar si kecil mau makan sayur. Bukannya doyan sayur, si kecil mungkin tambah enggan mengkonsumsi sayur jika ia mendapatkan komentar kurang sedap karena tak mau makan sayur. Apa saja yang bisa Anda lakukan jika mengalami ini? Duplikasi Salah satu metode yang bisa Anda lakukan adalah duplikasi. Anak adalah pencontoh yang baik. Jika Anda mempunyai kebiasaan makan sayur dan si kecil sering melihatnya, bukan tak mungkin ia akan mengikuti kegiatan Anda. Caranya adalah mengajak si kecil makan bersama di meja makan dan kemudian Anda dan pasangan makan sayur bersama-sama. Di sela kegiatan makan tersebut, Anda bisa berekspresi dengan pasangan mengenai kelezatan sayur. ”Hem... enak sekali bunda sayurnya,” ujar ayah. Bunda pun bisa menimpali. ”Iya, ya yah. Enak banget nih sayurnya.” cara seperti ini bisa merangsang si kecil untuk mencoba sayur, karena dia akan penasaran dengan apa yang Anda ungkapkan. Berkreasi Cara lain yang bisa Anda gunakan adalah mengkreasi sayur tersebut dalam bentuk lain. Misalnya saja si kecil tak mau sayur bayam berkuah, Anda bisa mengkreasi bayam tersebut dalam bentuk lain. Misalnya Anda campur dengan tahu yang dicetak dalam wadah berbentuk bintang, tentu ia akan lebih tertarik untuk mencobanya. Anda juga bisa menerapkan kreasi ini untuk sayur-sayur yang lain. Misalnya telur matasapi yang dibentuk sebagai wajah. Anda bisa menambahkan wortel untuk matanya dan tomat untuk mulutnya. Cara-cara seperti ini akan memberikan pilihan lain dibanding Anda menyajikan hanya dalam bentuk sayur berkuah yang sangat mungkin akan membuat si kecil bosan. Buat Cerita Tak sekedar cara menghindangkan yang berbeda, Anda juga bisa merangkai cerita ketika memberikan hidangan sayur tersebut. Misalnya ketika tahu-bayam berbentuk bintang sudah tersedia, Anda bisa menceritakan tentang bintang-bintang yang berkelipan di malam hari sambil meletakkan hidangan tersebut di atas kepala. Ibaratkan bintang tersebut sebagai makanan dewa yang ingin dimakan oleh anak baik. Ketika si anak baik makan, maka ia akan tumbuh menjadi anak yang pintar dan disayang ayah-bundanya. Interaksi Satu lagi cara yang bisa dipilih adalah dengan mengajak si kecil berinteraksi langsung dengan sayur tersebut. Ketika Anda akan memasak sayur misalnya, ajak si kecil untuk membantu Anda mencuci sayur tersebut dan memotongnya. Tapi untuk urusan potong-memotong, tentu Anda harus selalu mengawasi dan mendampinginya, agar si kecil tidak terluka. Ketika ia berinteraksi langsung, ia akan merasa memiliki barang tersebut dan ia pun ingin mencobanya ketika sudah berbentuk makanan. Cara-cara di atas plus kesabaran Anda adalah kunci sukses supaya si kecil mau makan sayur yang sangat dibutuhkan untuk pertumbuhannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun