Mohon tunggu...
RETNO SISWANTO
RETNO SISWANTO Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Menjadi bagian untuk mengisipirasi hidup berkah

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pentingnya Penemuan Terbimbing dalam Pembelajaran Matematika

12 Juni 2015   19:43 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:05 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Guru memegang peranan penting dalam pembelajaran matematika. Guru seharusnya menjadi fasilitator dalam kegiatan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran tersebut berorientasi kepada siswa bukan berorientasi kepada guru. Kegiatan guru yang berorientasi pada siswa mengakibatkan tujuan pembelajaran matematika akan tercapai. Sebaliknya jika kegiatan guru tidak berorentasi kepada siswa berakibat siswa kurang mampu mengemukakan gagasannya sendiri, menginterprestasi data, dan gambar. Hal ini akan menyebabkan pelajaran matematika dianggap pelajaran yang sulit. Kesulitan siswa terjadi ketika siswa kurang mampu menyelesaikan permasalahan matematika. Kemampuan menyelesaikan permasalahan matematika menunjukkan indikasi mengerti atau tidaknya siswa dalam pembelajaran matematika. Jika dalam satu kelas hanya terdapat satu atau dua siswa yang dapat menyelesaikan soal maka kualitas pembelajaran matematika yang telah dilaksanakan perlu dievaluasi kembali. Hal ini perlu menjadi renungan bagi guru matematika tersebut.

Salah satu cara meningkatkan kualitas pembelajaran yaitu dengan menggunakan model pembelajaran yang akan digunakan. Salah satunya model pembelajaran penemuan terbimbing. Sebagai suatu model pembelajaran dari sekian banyak model pembelajaran yang ada, penemuan terbimbing menempatkan guru sebagai fasilitator, guru membimbing siswa dimana ia diperlukan. Dalam model ini, siswa didorong untuk berpikir sendiri, menganalisis sendiri sehingga dapat menemukan prinsip umum berdasarkan bahan atau data yang telah disediakan oleh guru. Sampai seberapa jauh siswa dibimbing, tergantung pada kemampuannya dan materi yang sedang dipelajari.

           Dengan metode ini, siswa dihadapkan kepada situasi dimana ia bebas menyelidiki dan menarik kesimpulan. Terkaan, intuisi, dan mencoba-coba (trial and error) hendaknya dianjurkan. Guru bertindak sebagai penunjuk jalan, ia membantu siswa agar menggunakan ide, konsep, dan ketrampilan yang sudah mereka pelajari sebelumnya untuk mendapatkan pengetahuan yang baru.

     Pengajuan pertanyaan yang tepat oleh guru akan merangsang kreativitas siswa dan membantu mereka dalam menemukan pengetahuan yang baru tersebut. Metode ini memerlukan waktu yang relatif banyak dalam pelaksanaannya, akan tetapi hasil belajar yang dicapai tentunya sebanding dengan waktu yang digunakan.

Langkah-langkah yang harus ditempuh oleh guru matematika dalam menerapkan metode penemuan terbimbing (Rachmadi, 2004: 5-6) sebagai berikut:

  1. Merumuskan masalah yang akan diberikan kepada siswa dengan data secukupnya.
  2. Perumusan masalah harus jelas, hindari pernyataan yang menimbulkan salah tafsir sehingga arah yang ditempuh siswa tidak salah.
  3. Dari data yang diberikan guru, siswa menyusun, memproses, mengorganisir, dan menganalisis data tersebut. Dalam hal ini bimbingan guru dapat diberikan sejauh yang diperlukan saja. Bimbingan ini sebaiknya mengarahkan siswa untuk melangkah ke arah yang hendak dituju, melalui pertanyaan-pertanyaan atau Student Worksheet (Lembar Kerja Siswa).
  4. Siswa menyusun konjektur (prakiraan) dari hasil analisis yang dilakukannya.
  5. Bila dipandang perlu, konjektur yang telah dibuat siswa tersebut diperiksa oleh guru. Hal ini penting dilakukan untuk meyakinkan kebenaran prakiraan siswa, sehingga akan menuju arah yang akan dicapai.
  6. Apabila telah diperoleh kepastian tentang kebenaran konjektur tersebut, maka verbalisasi konjektur sebaiknya diserahkan juga kepada siswa untuk menyusunnya. Disamping itu perlu diingat pula bahwa induksi tidak menjamin 100% kebenaran konjektur.
  7. Sesudah siswa menemukan apa yang dicari, hendaknya guru menyediakan soal latihan atau soal tambahan untuk memeriksa apakah hasil penemuan itu benar.

Demikian sekilas tentang model penemuan terbimbing. Penerapan model penemuan terbimbing sudah kami laksanakan di SMAN 1 Cikulur melalui video berikut

 

Referensi :

Rachmadi Widdiharto. (2004). Model-Model Pembelajaran Matematika SMP. Yogyakarta: Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah, Pusat Pengembangan Penataran Guru (PPG) Matematika

 

#DIO PPPPTK Matematika 2015

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun