Mohon tunggu...
Sucipto Arief
Sucipto Arief Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Menikmati hari-hari bahagia di kampus dan berdiskusi dengan 'makhluk-makhluk' di seluruh dunia

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Mahasiswa Oh Mahasiswa...

14 Juli 2011   03:02 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:41 353
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13106122421332578854

Hoho, sudah lama sekali tidak berkompasianaria gara-gara semester kemarin yang padatnya minta ampun. Kalo anak zaman sekarang bilang: "Padat Mampus boy!" hehe. 'Mahasiswa oh mahasiswa', pembicaraan yang asik bersama dua rekan kampus saya saat sedang kongkow di sebuah kafe kawasan Bagusrangin Bandung berkesimpulan bahwa ada perubahan yang nyata antara mahasiswa saat ini dengan mahasiswa dulu. Mahasiswa Doeloe:

  1. Lulusnya Lama, bisa lima tahunan lebih. Apalagi anak-anak ITB dan UNPAD entah kenapa mereka betah banget jadi kuncen kampus, atau mungkin dosen mereka yang gak mau kehilangan anak didiknya? hehe
  2. Pergerakan BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa), HIMA (Himpunan Mahasiswa), senat dan lain-lain seringkali dijadikan penggalangan massa untuk melakukan aksi-aksi demonstrasi dan unjukrasa. Hobi mahasiswa saat itu turun ke jalan, teriak-teriak gak jelas: "HIDUP MAHASISWA! HIDUP MAHASISWA!"
  3. Nongkrong di kampus adalah rutinitas keseharian, malahan tidur, mandi, cuci, kakus kalo bisa di kampus juga, masa bodo deh ama kost atau rumah, lebih deket ke kelas kali ya kalo tinggalnya di kampus, hehe

Mahasiswa Sekarang:

  1. Tuntutan untuk lulus secepat mungkin, kalo bisa 3.5 tahun lulus dengan IPK 4 ! wow...
  2. HIMA, SENAT, BEM sudah terlihat sepi penghuni atau sepi idealisme lagi, udah gak zaman deh demo-demo di jalan, toh sekarang berpendapat bisa dengan cara-cara yang lebih elegan, mendingan buat acara yang lebih asik dengan konser-konser musik atau festival-festival...
  3. nongkrong di kampus seperlunya aja deh, mendingan nongkrongnya di kafe atau mall, bisa sekalian cuci mata, gebet sana sini lagi, hehe

Kebiasaan yang berbeda antara mahasiswa dulu sama sekarang itu membuat perubahan yang positif maupun negatif. Positifnya, mahasiswa jadi lebih fokus sama pelajarannya, makanya gak heran deh kalo mahasiswa sekarang kerjaannya bawa-bawa laptop kemana-mana. Ngerjain tugas itu lebih asik sambil nongkrong di kafe, sambil ngopi sama temen-temen. Negatifnya, mahasiswa saat ini sudah terlihat kurang peka, atau mungkin tidak peduli dengan apa yang terjadi pada bangsanya sendiri. Karena dituntut untuk fokus pada kuliahnya itu, membuat pola pikir mahasiswa terbatasi pada ruang lingkup kampusnya saja. Hal lain yang tampak menonjol adalah eksklusifitas yang terjadi pada lingkungan mahasiswa saat ini. Begitu kental kasta-kasta yang dibuat sendiri secara tidak sadara oleh para mahasiswa. Bila zaman dulu para pemuda dari berbagai daerah berkumpul dan mengikrarkan sumpah pemuda, saat ini hampir-hampir mahasiswa terkotak-kotak kembali. Baik dari segi propinsialisme yang masih kental atau lifestyle mereka yang berbeda. Kok sepertinya kita membutuhkan kembali forum seperti sumpah pemuda saat itu untuk bisa kembali membuat Euforia persatuan kita saat itu. Globalisasi, moderndisasi, jaman serba gadget dan gengsi yang dijunjung tinggi membuat mahasiswa sekarang harus pintar dalam menghadapinya. Masalahnya, dari sekian banyak mahasiswa yang mau moderat menghadapi perubahan ini dan gaul bareng sama perubahan itu, ada juga yang merasa asing. Keasingan ini justru membuat pikiran-pikiran mereka yang kaku ini berubah menjadi ekstrim. Perasaan tersingkirkan, terkucilkan, dan tidak bisa mengimbagi membuahkan pembenaran bagi mereka untuk memvonis bahwa globalisasi dan moderndisasi ini adalah setan yang harus dibunuh. Toleransi yang memang sepatutnya dijunjung tinggi di era globalisasi yang penuh dengan perbedaan ini diabaikan begitu saja oleh segelintir mahasiswa ini. Mereka menutup diri mereka pada lingkungan yang terbatas. Padahal, untuk bisa memaknai makna toleransi sebenarnya itu kita harus bisa memahami dan berkenalan dengan 'makhluk-makhluk' yang ada di dunia ini. Mahasiswa harus cerdas dan memberikan gagasan cemerlang untuk persatuan bangsa. Bukan hanya perSATEan bangsa seperti yang disebutkan Bung Hatta dalam tulisannya yang mengkritik kepemimpinan Soekarno saat itu. Mahasiswa oh mahasiswa, berpikirlah luas dan modern.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun