Mohon tunggu...
Sucipto Arief
Sucipto Arief Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Menikmati hari-hari bahagia di kampus dan berdiskusi dengan 'makhluk-makhluk' di seluruh dunia

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Apa Kabar Om Dada Rosada?

27 Juli 2011   00:55 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:21 447
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bandung, sebuah kota yang indah dan selalu memberikan kenangan indah bagi siapapun yang pernah mengunjungi kota ini. Makanan kulinernya yang variatif dari mulai surabi, peuyeum, sampai brownies Amanda tentu tidak pernah dilewati oleh turis-turis lokal yang datang setiap sabtu-minggu ke Bandung. Gadis-gadis Bandung yang terkenal gareulis, selalu menjadi daya tarik tersendiri, bahkan seorang pujangga mengabadikannya dalam sebuah lagu Mojang Priyangan. Musisi-musisi terkenal serta aktor-aktor kawakan lahir dari kota sejuk ini, sebut saja Melly Goeslaw, Arman Maulana (Vokalis Gigi), Grup Musik Bimbo, Kahitna, Peterpan, Project POP, Doel Sumbang, Harry Roesli, Kuburan Band, dan tokoh-tokoh seniman lainnya yang tak mungkin disebutkan satu persatu. Apapun yang kamu cari, bisa kamu temukan di Bandung. Bandung ibarat surga bagi warga Jakarta yang lelah dengan rutinitas dan kesibukan yang tiada henti di Kota Metropolitan nan panas itu. Kemolekan daya tarik Kota Bandung ini terus menerus membuat orang-orang ingin mengeksploitasi Bandung dengan berbagai cara. Lihatlah sekarang bangunan-bangunan di daerah punclut dan dago atas yang sebenarnya tidak boleh didirikan bangunan karena termasuk wilayah konservasi air, kini mulai disesaki oleh rumah-rumah singgah orang-orang Jakarta. Populasi kendaraan yang terus menerus bertambah dan tidak diimbangi dengan rancangan tata kota yang visioner membuat Bandung terus menerus semrawut. "Bandung, Heurin Ku tangtung, hese hitut-hitut acan" Begitulah guyonan orang tua bilang. Lihatlah jalanan yang lelah menopang kendaraan yang berlalu lalang, kini mulai koyak dan berlubang, jalanan pun sudah tidak nyaman dipakai lagi. Bandung terus menerus "diperkosa!" , bangunan-bangunan yang seharusnya menjadi cagar budaya untuk dilestarikan, kini digunakan untuk komersialisasi pihak swasta. Lihatlah Kolam Renang Tjihamelas, yang airnya berasal dari mata air murni dan keluar melalui gentong tabung Neptunus itu kini sudah menjadi milik Swasta dan siap untuk didirikan apartemen. Lihatlah Kolam renang Centrum, yang memiliki nilai historis tinggi kini siap didirikan restoran oleh pihak swasta. Kolam renang Tjihampelas dan Centrum memiliki kenangan tersendiri bagi penulis dan pastinya teman-teman lain. Dulunya, kolam renang Tjihampelas sering digunakan untuk tempat berenang anak-anak SMA sekitar, seperti SMAN 2 , SMAN 1, dan beberapa SMA sekitar cihampelas. Begitu juga kolam renang Centrum, dulu sering digunakan untuk tempat olahraga berenang anak-anak SMAN 3 Bandung SMPN 7 Bandung dan lainnya. Kini kenangan-kenangan muda mudi Bandung terkubur bersamaan reruntuhan-reruntuhan dan puing-puing bebatuan yang roboh dan siap didirikan bangunan baru yang komersil. Walau bagaimanapun industri akan selalu menang, dan pelestarian sejarah akan selalu kalah. Om Dada, kamu dimana sekarang, kami pengen curhat... :(

13117278371756434084
13117278371756434084
13117279062076469421
13117279062076469421
Dari uraian di atas, kolam Pemandian Cihampelas ternyata telah memenuhi aspek-aspek bangunan bersejarah menurut Snyder dan Catanes (1979), yaitu : Kelangkaan (tidak dimiliki daerah lain), Kesejarahan (lokasi peristiwa bersejarah), Estetika, Superlativas (keunikan), Kejamakan(mewakili ragam arsitektur tertentu) hingga pengaruh terhadap social (meningkatkan citra lingkungan sekitar). Jadi tidak ada lagi alasan bahwa bangunan ini tidak bernilai sejarah.
1311727947504836269
1311727947504836269
terlihat sebuah patung dewa Neptunus yang tampak muram namun masih setia mengucurkan airnya, dikelilingi reruntuhan batu yang merintih. Kondisinya bagai baru saja ditimpa sebuah bom. Jantungnya telah berhenti. Kolam tua ini telah menemui ajalnya di tangan anak cucunya yang tidak tahu malu. Bandung, mari kita mengadu ke penguasa, om Dada ada waktu minum teh bersama kami? Baca juga Air Mata Terakhir Pemandian Cihampelas: http://www.facebook.com/note.php?note_id=235488966033

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun