Mohon tunggu...
Sucipto Arief
Sucipto Arief Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Menikmati hari-hari bahagia di kampus dan berdiskusi dengan 'makhluk-makhluk' di seluruh dunia

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Maranatha Diserang FPI?

21 Juli 2011   11:06 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:30 2550
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Siang, sekitar jam setengah dua tadi (21 Juli 2011) saya dikagetkan oleh sekelompok orang tidak dikenal yang mencorat-coret gedung GSG (Gedung Serba Guna) kampus. Pasalnya sekelompok orang itu mengenakan peci, sorban dan berbagai atribut simbolisasi agama tertentu. Terang saja kampus heboh, mahasiswa dan staff-staff kampus berkerumun ingin melihat apa yang sebenarnya terjadi. Kebetulan saya tidak sempat melihat terlalu lama karena sedang buru-buru untuk rapat asisten di Laboratorium APK & Ergonomi. Melihat kejadian yang tidak biasa itu, jari-jari saya rasanya gatal untuk segera berkicau di twitter. "Ada aksi demonstrasi warga di kampus maranatha, dilakukan oleh beberapa warga, corat-coret ga jelas didepan gsg @infobandung" begitulah kicauan saya di twitter, sengaja saya mention @infobandung untuk segera mendapat berita terkini dari yang lainnya. Selang beberapa menit saat rapat asisten sedang berlangsung, saya iseng membuka kembali twitter, dan ternyata sudah mulai banyak mention yang masuk. Tanggapannya beragam, ada yang sekedar menanyakan kepastian berita tersebut, ada yang heboh dengan kembali membalas tweet: "Maranatha diserang FPI !" wow, cepat sekali mereka menyimpulkan sekelompok orang berpeci, bersorban dan sering membuat onar itu dengan FPI, hehe bukan salah masyarakat dong kalo persepsi yang berkembang begitu. Masih dalam sela-sela rapat teman saya mengirimkan poto-poto kejadian yang sedang berlangsung di GSG. Komentar-komentar mulai masuk menanggapi poto-poto tersebut. Mention twitter tidak berhenti masuk, sehingga saya gatal untuk segera menyelesaikan rapat dan melihat kejadian sebenarnya diluar. Setelah rapat selesai, saya bergegas keluar ruangan dan menuju GSG, ternyata gerombolan massa tadi sudah tidak terlihat. Yang tersisa hanya corat-coret di dinding dan lantai serta jalan aspal didaerah GSG.

13112445891747330868
13112445891747330868
1311244687606187376
1311244687606187376
1311292929115621112
1311292929115621112
13112447331305292985
13112447331305292985
Dari coretan-coretan yang terlihat, menunjukkan adanya sebuah sengketa tanah, entah antara pihak maranatha dengan warga atau pihak maranatha dengan pihak tertentu. Sempat beredar kabar burung bahwa warga mengaku tanah antara gedung GSG sampai belakang gedung Kedokteran Marantha adalah milik warga. Namun seandainya hal ini yang menjadi masalah, mengapa warga baru menuntutnya sekarang? padahal keberadaan gedung GSG dan gedung Kedokteran sudah berada sejak lama, bahkan gedung-gedung tersebut biasa disebut dengan gedung lama, karena sudah ada sejak Maranatha pertama kali berada didaerah jalan Surya Sumantri, jauh sebelum gedung GWM 12 lantai yang sekarang berdiri megah berada.
13112452081549632418
13112452081549632418
Entah mengapa kemunculan demonstrasi dari warga tersebut terjadi disaat gedung baru yang akan dijadikan gedung Fakultas Kedokteran Gigi rampung dibuat. Muncullah spekulasi-spekulasi adanya oknum-oknum yang ingin memanfaatkan kejadian ini untuk memanas-manasi warga dibelakang kampus yang memang kebanyakan tergolong ekonomi lemah. Selama ini tidak pernah ada konflik yang berarti antara warga sekitar dengan pihak kampus, bahkan seringkali kampus mengadakan bakti sosial dan pengobatan gratis bagi warga sekitar kampus maranatha.
1311245729187480777
1311245729187480777
1311245764952662516
1311245764952662516
Keberadaan gedung-gedung megah di kampus Maranatha Bandung ini memang sering menjadi pembicaraan masyarakat sekitar. Terlebih dengan stereotip masyarakat yang melihat mayoritas mahasiswanya adalah keturunan tionghoa. Kesan eksklusif dan egois dari warga kampus memang seharusnya menjadi perhatian bersama. Keberadaan universitas sepatutnya dipandang sebagai penyokong suatu bangsa untuk menjadi lebih maju dan berkembang dari segi pendidikan yang kemudian pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan warganya. Universitas sepatutnya dipandang sebagai wadah yang bermanfaat bagi keberadaan suatu tatanan masyarakat sosial. Universitas jangan dipandang sebagai komunitas eksklusif kaum intelek yang tidak peduli sama sekali dengan warga sekitar, namun justru harus memberikan pengaruh yang positif yang dapat dirasakan secara langsung oleh masyarakat. Barangkali itulah sentilan yang diberikan secara tidak langsung oleh warga yang tiba-tiba masuk ke kampus kami. Ya, ambil hikmahnya aja deh. :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun