Ajarilah anak dan remaja menilai situasi dahulu. Prinsip utama adalah menyelamatkan nyawa. Nyawa ini terkait nyawa korban maupun juga nyawa pelaku kejahatan.Â
Lebih baik menyerahkan harta daripada ada yang kehilangan nyawa atau terluka. Jika memungkinkan, ajari anak bela diri sederhana dengan mengetahui titik-titik lemah tubuh manusia (pelaku kejahatan). Akan tetapi, ini pun harus dilakukan dengan hati-hati karena risiko tetap tinggi.
Lebih baik berusaha melarikan diri dan mencari pertolongan daripada berhadapan fisik dengan pelaku kejahatan yang bisa saja membawa senjata.Â
Ketiga, bekali anak dan remaja dengan prosedur pemantauan sederhana oleh orang tua
Saat ini, ada banyak alat dan aplikasi yang bisa digunakan untuk memantau posisi seseorang. Ada aplikasi yang bisa menghubungkan ponsel orangtua dengan ponsel anak dan remaja.
Selain itu, sepakatilah prosedur pemantauan sederhana antara anak dan orangtua. Misalnya, harus memberitahu tujuan kepergian dan waktu pulang kepada orangtua.
Anak dan remaja juga bisa diminta memotret dengan siapa mereka pergi, (nomor plat) kendaraan yang dipakai, dan lokasi-lokasi yang mereka kunjungi. Sesekali minta mereka untuk melakukan panggilan video. Hal ini untuk memastikan bahwa anak dan remaja tidak sedang diancam pelaku kejahatan.Â
Salam edukasi dari Inspirasiana, komunitas peduli taman baca di penjuru Nusantara.Â
Erbe untuk Inspirasiana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H