Mohon tunggu...
Inspirasiana
Inspirasiana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer Peduli Edukasi.

Kami mendukung taman baca di Soa NTT dan Boyolali. KRewards sepenuhnya untuk dukung cita-cita literasi. Untuk donasi naskah, buku, dan dana silakan hubungi: donasibukuina@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kebaikan Terbunuh Zaman

18 Juli 2022   10:14 Diperbarui: 18 Juli 2022   10:19 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Adam Nemeroff on Unsplash

Berapa banyak orang yang tanpa sadar kebaikannya terbunuh oleh zaman?

Ketika hatinya terpanggil untuk melakukan kebaikan, tetapi harus terabaikan oleh sebuah bisikan. 

Lalu  berpikir hal ini adalah kebenaran.

Ketika hendak menyemaikan  benih-benih kebaikan, tetapi terjadi pembatalan. Karena mengingat satu kejadian, orang baik justru menjadi korban. 

Oleh sebab satu peristiwa yang mungkin kebetulan, lantas menjadi pembenaran. Menolong orang lain akan menjadi kesalahan. 

Awalnya mungkin masih ada tanya dan di hati ada peperangan. Membantu atau mendiamkan. 

Sekali, dua kali. Kemudian berkali-kali mengalami. Akhirnya, jadinya tidak peduli. Membatu hati ini. Benih kebaikan mati. 

Apakah diri ini lebih takut kehilangan nyali daripada kebaikan yang mati?

@cermindiri, 04 Juli 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun