Akan tetapi, ikatan manusia dan hewan mulai dipelajari lebih lanjut. Para psikolog menemukan bahwa pemilik hewan memang mengembangkan ikatan keterikatan dengan hewan peliharaan mereka.
American Veterinary Medical Association mendefinisikan Human-Animal Bond atau ikatan manusia dan hewan sebagai hubungan yang saling menguntungkan dan dinamis antara manusia dan hewan yang penting bagi kesehatan dan kesejahteraan keduanya.
Hal ini termasuk, tetapi tidak terbatas pada, interaksi emosional, psikologis, dan fisik manusia, hewan, dan lingkungan.
Selain itu, sebuah studi tahun 2009 menemukan bahwa responden penelitian lebih cenderung berpaling ke hewan kesayangan mereka daripada beralih ke ibu, ayah, saudara laki-laki, saudara perempuan, sahabat, dan anak-anak mereka pada saat mengalami tekanan emosional.
Dalam arti tertentu, ini menunjukkan besarnya peran hewan peliharaan sebagai sahabat manusia yang sedang mengalami stres. Idealnya memang, manusia meminta tolong dan curhat pada manusia lain. Akan tetapi, hal ini tidak selalu mudah karena curhat membutuhkan saling percaya dan kesiapan emosional yang tidak selalu mudah dibangun oleh yang mengalami stres.
Sudah terbukti bahwa hewan bermanfaat bagi kesehatan fisik dan mental kita, bahkan bagi kita yang tidak terlalu menyukainya. Penelitian telah menunjukkan bahwa hewan peliharaan mengurangi tingkat stres / kortisol, mengurangi kesepian, membantu kita untuk tetap hadir, dan mengurangi kecemasan.
Para peneliti menemukan kesamaan yang khas antara orang yang kehilangan saudara-saudari yang wafat dan kehilangan hewan. Keduanya sama-sama mengalami seperti depresi, kesepian, risiko jatuh dalam penggunaan narkoba, dan kesulitan tidur.
Pada tahun 2018, Washington Post melaporkan bahwa seorang wanita yang anjingnya baru saja meninggal didiagnosis dengan kardiomiopati takotsubo yang juga dikenal sebagai "sindrom patah hati."
Menurut American Heart Association, kondisi ini ditandai dengan sesak napas, nyeri dada, dan detak jantung tidak teratur dan dapat disebabkan oleh stres emosional atau fisik yang intens.
Apakah ini kondisi umum yang berkembang saat berduka karena kehilangan hewan peliharaan? Tidak. Namun, ini menjelaskan intensitas rasa sakit emosional yang dapat dialami seseorang sebagai respons atas kehilangan hewan peliharaan yang dicintai.