Mohon tunggu...
Inspirasiana
Inspirasiana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer Peduli Edukasi.

Kami mendukung taman baca di Soa NTT dan Boyolali. KRewards sepenuhnya untuk dukung cita-cita literasi. Untuk donasi naskah, buku, dan dana silakan hubungi: donasibukuina@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Kisahku di Penjara: Paradoks Nasi Bungkus (Bagian 12)

20 Maret 2022   09:14 Diperbarui: 20 Maret 2022   09:16 501
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi nasi bungkus | Foto diambil dari Shutterstock

Lanjutan kisah nyata Kang Win di penjara. Silahkan ikuti akun Inspirasiana untuk membaca lanjutan ceritanya.

Paradoks Nasi Bungkus (Melawan Dengan Sabar, Bagian 12)

Hari Jumat, 19 April 2019. Ini adalah hari ke-5 saya berada di Lapas Porong setelah dilayar dari Rutan Kejaksaan Tinggi Jawa Timur pada hari Senin,15 April 2019. Layaran yang saya jalani ini adalah proses eksekusi dengan telah inkrahnya (berkekuatan hukum tetap) perkara saya.

Tidak semua layaran merupakan proses eksekusi, karena ada yang hanya merupakan mutasi antar rutan atau lapas. Layaran semacam ini biasanya karena di rutan atau lapas sebelumnya seorang tahanan atau napi mempunyai masalah serius atau karena alasan tertentu yang bersangkutan minta dipindahkan.

Selama empat hari pertama itu saya ditempatkan di blok pengamanan dengan status Mapenaling (masa pengenalan lingkungan) selama 20 hari. 

Selama Mapenaling, seorang napi harus berada di dalam kamar selama 24 jam penuh setiap harinya. Karenanya napi tersebut belum boleh dikunjungi oleh keluarganya.

Saya cukup beruntung karena saat masuk jumlah penghuni kamar termasuk saya hanya berjumlah 12 orang. Terasa sangat longgar.

Pada saat tertentu, yakni pada saat jumlah layaran yang masuk cukup banyak, kamar itu bisa diisi sampai 40 orang. Dengan jumlah 40 itu sangat mungkin tidak semua bisa tidur dengan berbaring.

Saya juga cukup beruntung karena pada hari keenam masuk layaran yang sangat banyak sehingga saya langsung 'bongkaran' (dikeluarkan) dari Mapenaling dan 'turun' ke blok hunian dan berstatus WBP penuh.

Ada satu kesempatan keluar kamar saat Mapenaling yaitu saat salat Jumat bagi yang muslim dan ibadah minggu bagi umat Kristiani. Ini seperti yang saya alami pada hari kelima itu. Kami para Mapenaling yang Muslim diizinkan mengikuti Salat Jumat di Masjid Lapas.

Saya menyaksikan pemandangan yang luar biasa. Masjid yang cukup besar itu penuh dengan jamaah sampai meluber ke selasar yang memisahkan jalan dengan lapangan bola. Pemandangan seperti itu terus saya saksikan selama beberapa bulan setelahnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun