Mohon tunggu...
Inspirasiana
Inspirasiana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer Peduli Edukasi.

Kami mendukung taman baca di Soa NTT dan Boyolali. KRewards sepenuhnya untuk dukung cita-cita literasi. Untuk donasi naskah, buku, dan dana silakan hubungi: donasibukuina@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Tergerak Rasa Kemanusiaan, Atlet dan Warga Rusia Protes Tolak Perang di Ukraina

2 Maret 2022   05:46 Diperbarui: 2 Maret 2022   05:47 317
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Siapa yang tega melihat sesama manusia dilukai dan dibunuh? Bukankah manusia diciptakan untuk saling mencintai?

Mungkin kesadaran universal akan makna kemanusiaan inilah yang dihayati oleh ribuan warga Rusia yang turun ke jalan untuk memprotes keputusan pemerintah Rusia menyerang Ukraina dengan dalih "membebaskan Ukraina dari rezim jahat."

Dilansir Aljazeera, polisi di Rusia telah menangkap lebih dari 2.000 pengunjuk rasa anti-perang di seluruh negeri, kata seorang pemantau independen. Ini terjadi hingga hari keempat invasi Presiden Vladimir Putin ke Ukraina yang mengejutkan banyak orang Rusia.

OVD-Info, kelompok pemantau independen itu juga telah mendokumentasikan tindakan keras terhadap oposisi Rusia selama bertahun-tahun. Sebanyak 2.114 pengunjuk rasa ditangkap pada hari Minggu.

Penangkapan ini membuat jumlah pengunjuk rasa yang ditangkap sejak Rusia  melancarkan invasi pada Kamis dini hari menjadi 5.250 orang.

Di Moskow, warga pengunjuk rasa membawa plakat tulisan tangan dengan tanda perdamaian dan slogan antiperang dalam bahasa Rusia dan Ukraina. Beberapa memakai topeng dengan kata "cukup" terpampang di bagian depan.

Di luar sebuah pusat perbelanjaan kelas atas di pusat kota Saint Petersburg, ratusan pengunjuk rasa antiperang berdiri bersama, bergandengan tangan dan bernyanyi.

Banyak yang memegang poster bertuliskan “Tidak untuk perang”, “Rusia pulang” dan “Damai untuk Ukraina”.

Seorang insinyur berusia 35 tahun Vladimir Vilokhonov ikut serta dalam protes tersebut. Pemrotes lain, Alyona Stepanova (25 tahun) merasakan panggilan jiwa untuk menyuarakan perdamaian. 

“Kami percaya, ini adalah tugas kami untuk datang ke sini,” katanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun