Kolom Umar Kayam di harian KR tersebut kemudian dibukukan pada tahun 1991 dengan judul "Mangan Ora Mangan Kumpul". Sampai akhirnya lahir 3 buku berikitnya "Madhep Ngalor Sugih Madhep Ngidul Sugih", "Sugih Tanpa Banda", dan terakhir "Satrio Piningit di Kampung Pingit" (terbit 1999).
Menariknya buku-buku Umar Kayam ini menggunakan bahasa yang sederhana dan mengangkat fenomena sosial secara lugas. Kadang dibumbui dengan dialog yang jenaka. Buku yang benar-benar bernas!
Ajakan membaca dan mengulas buku
Demikian ulasan buku karya Kak Oppie dan Kak Sam. Inspirasiana yakin, sahabat pembaca juga punya buku favorit. Silakan berbagi di kolom komentar. Bisa juga menulis ulasan buku favorit sobat dan mengirimkannya ke inspirasianakita@gmail.com.
Salam literasi dari kami, komunitas kompasianer peduli Taman Baca dan literasi secara umum.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H