Mohon tunggu...
Inspirasiana
Inspirasiana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer Peduli Edukasi.

Kami mendukung taman baca di Soa NTT dan Boyolali. KRewards sepenuhnya untuk dukung cita-cita literasi. Untuk donasi naskah, buku, dan dana silakan hubungi: donasibukuina@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pak Irang dan Impian Rumah Layak Sebelum Berpulang

30 Januari 2022   05:41 Diperbarui: 30 Januari 2022   12:59 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Pak Irang dan impian rumah layak sebelum berpulang - Kompas/Agus Susanto

"Bisakah membantu pembangunan rumah layak untuk Pak Iban?" pesan seorang sahabat yang berkarya di Kalimantan Tengah padaku. 

Aku bertanya, siapa Pak Irang (nama alias) yang dimaksud. 

Ternyata Pak Irang adalah seorang duda tak berpunya. Istrinya sudah lama berpulang. Ia tinggal sebatang kara di pondok ala kadarnya. 

Satu hal yang membuat dia sangat kesulitan adalah bahwa dia harus mengambil air ke sungai, padahal dia sudah renta. 

Betapa menderitanya Pak Irang yang tinggal di gubuk sederhana tanpa fasilitas MCK. 

Sahabatku mengontak orang-orang budiman untuk menggalang dana. Aku yang juga tak berpunya hanya mengandalkan pena. Syukurlah, Tuhan YME berbaik hati dengan mengirimkan orang-orang budiman untuk mewujudkan rumah layak bagi Pak Irang.

Para tetangga Pak Irang gotong-royong membangun rumah bersahaja namun layak huni untuk Pak Irang. Waktu itu belum ada wacana bantuan pemerintah untuk bedah rumah.

Semua terwujud bekat buah swadaya masyarakat dan donatur, termasuk sejumlah sahabat penulis di Kompasiana ini. Berkat kebaikan budi banyak orang ini, Pak Irang mendapat hunian yang bisa ia nikmati di hari tuanya.

Rumah swadaya untuk Pak Irang - dokpri
Rumah swadaya untuk Pak Irang - dokpri

Warga setempat juga bergiliran memasak untuk Pak Irang. Tidak memandang perbedaan suku, agama, dan latar belakang. Asalkan punya bahan pangan untuk dibagikan dan waktu untuk menyiapkan, warga bergotong-royong merawat Pak Irang yang tinggal di pondok sederhana itu.

Pak Irang berpulang

Beberapa waktu lalu, sahabatku mengirim kabar duka. Setelah beberapa bulan menempati rumah layak huni, Pak Irang akhirnya berpulang ke haribaan Sang Pencipta. 

Aku sedih bercampur bahagia. Sedih karena belum sempat bertelepon dengan Pak Irang melalui sobatku, sekadar untuk menyapa. Bahagia karena aku percaya, Pak Irang mendapat rumah abadi yang melebihi keindahan rumah apa pun di dunia fana ini.

Setidaknya Pak Irang telah sempat menikmati rumah layak huni pada saat-saat terakhir hidupnya. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun