Mohon tunggu...
Inspirasiana
Inspirasiana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer Peduli Edukasi.

Kami mendukung taman baca di Soa NTT dan Boyolali. KRewards sepenuhnya untuk dukung cita-cita literasi. Untuk donasi naskah, buku, dan dana silakan hubungi: donasibukuina@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Secangkir Kopi dan Kebebasan

26 Agustus 2021   10:06 Diperbarui: 26 Agustus 2021   10:13 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto oleh Victor Freitas dari Pexels 

Secangkir kopi tinggal ampasnya
pahitnya tandas ditelan dahaga
hitamnya melumuri sekujur tubuh

Kebebasan hampir punah
dibawa terbang sekumpulan gagak
suaranya membuat kuping pekak

Aksara terkulai lemah
tak mampu keluarkan suara
lidah tak bisa mengeja kata

Mulut-mulut hanya ternganga
saksikan polah durjana-durjana
tertawa-tawa berpesta pora

Secangkir kopi menemaniku
di sudut ruangan gelap
saksikan engkau oleskan gincu

Mas Sam untuk Inspirasiana (Jkt, 230821)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun