Seperti halnya cinta pertama, dolanan atau permainan tradisional benthik tidak akan lepas dari kenangan. Terpatri kuat dalam ingatan.
Seperti anak-anak di daerah lain, ketika kecil kami mempunyai permainan favorit. Setiap ada kesempatan pasti dimainkan saat istirahat sekolah atau pulang sekolah. Bahkan kadang sehabis ashar sambil menantikan waktu maghrib pun kami mainkan.
Nama dolanan itu adalah benthik. Permainan secara berkelompok atau individu seandainya jumlah anaknya tidak cukup. Bahan dan alatnya sangat sederhana. Mudah didapat dan mudah dibuat. Hanya memerlukan tempat yang agak lapang.
Untuk memainkan benthik dibutuhkan dua buah batang kayu. Seukuran stik pemukul drum dan satunya lebih pendek, sekitar seperempat dari kayu yang pertama. Oh ya, stik yang panjang namanya benthong. Sedangkan yang pendek disebut janak.
Sebelum bermain. Perlu dibuat lowakan (lobang kecil) terlebih dahulu. Setelah siap, kemudian dilakukan pingsut atau hompipah untuk menentukan siapa yang main duluan.
Cara Memainkan Benthik:
- Nyuthat artinya melontarkan. Letakkan janak pada lobang secara melintang. Kemudian dorong janak (stik pendek) dengan benthong (stik panjang) sejauh-jauhnya. Kelompok yang jaga harus berusaha untuk menangkap janak yang terlontar.
- Namplek maksudnya memukul. Letakkan stik pendek di atas stik panjang. Kemudian lempar ke atas. Selanjutnya pukul dengan stik panjang sekencang-kencangnya. Pihak jaga harus mengembalikan stik pendek (janak) sedekat mungkin dengan lubang.
- Nuthuk. Letakkan janak di lubang dengan posisi miring. Pukul janak dengan benthong bagian atas. Setelah terlontar pukul janak sejauh-jauhnya. Apabila sudah menguasai cara bermain. Setelah stik pendek (janak) dilontarkan boleh dipukul secara akrobatik sebelum dipukul jauh. Hal ini akan menambah poin. Sekaligus unjuk kebolehan si pemain.
Begitulah cara bermain benthik untuk satu babaknya. Berikutnya bergantian yang jaga dan kelompok yang memainkannya.
Betul. Hanya permainan sederhana. Saking sederhananya maka menjadi dolanan yang digandrungi anak-anak di Gunung Kidul. Ibarat kata bukan cah GunKid kalau tidak bisa main benthik.
Bukan sekedar mendapatkan keceriaan selama permainan. Benthik juga mengajarkan kejujuran dan ketangkasan motorik. Menghitung poin secara mandiri itu butuh kejujuran. Dimungkinkan seorang pemain berbuat curang dengan melebihkan hitungan poinnya.
Benthik juga mengajarkan kecerdasan motorik. Bagi penjaga butuh ketangkasan tersendiri untuk menangkap janak yang terlontar. Sebaliknya bagi pemain memerlukan ketangkasan untuk melontarkan kemudian memukul janak.