Aku sudah mengenal tentangmu semenjak masa kecil hingga dewasa
Mengenai nilai-nilai indah yang ditanamkan
Melantunkan arti kepribadian nusa dan bangsa
Memberikanku gambaran apa itu toleransi dalam keberagaman
Wai, engkau penutur luhur
Wai, engkau pemilik tutur
perdengarkan lagi di telinga kami,
Torehkan kembali tembang nada murnidi dalamnya batin kami,
Tentang raja-raja nan kaya raya
Pula tentang rupa arupa gendhing yang mengalun, meniti kembali syair Sriwijaya,
Juga tentang harumnya cengkih, atau kepul kopi membangunkan sadar kami
Pun tentang pala dan merica yang bercampur dalam aneka soto seluruh Nusantara
Kami rindu rengkuhmu kembali, wai pemilik aksara bangsa
Tuk usaikan tengkar kami, pikul beban atas mata sipit, kulit gelap, rambut keriting, atau indahnya warna warni iman kami
Bebatlah luka batin kami dari debat jempol di atas tombol, hanya demi kepentingan parpol
Bilaslah kami, para tunas negeri, tuk hidupi kembali arti, "Siwatattwa lawan Buddhatattwa tunggal, bhinneka tunggal ika, tan hana dharma mangrwa."
Bhineka, beragam bukan seragam
Tunggal, hidupi wilangan satu
Ika, layaknya batu penjuru itu
Layaknya sebuah bangsa yang kaya
Mesti bersatu untuk tujuan bersama
Bahu membahu membangun negara
Demi tercipta agungnya karya yang mulia
Untuk bangsa ini aku berdoa
Untuk negri ini aku mengabdi
Cinta tanah air pun menjaga tutur bahasa
Sepanjang hayat sebagai bukti bakti
...
Ayuri (Ayu dan Ari) untuk Inspirasiana, 2 Juni 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H