Desau angin seolah risau
Menghembuskan rasa yang kemarau
Aku yang tiba-tiba gelisah
Kenapa hati begitu resah
Tak sadar mata telah sembab
Kesedihan begitu dalam tanpa tahu musabab
Teringat ibu, ibu yang duduk memandang melalui jendela
Ibu mengeluh, aku tak menemukan teman seusia
Entah kapan pergi menemui mereka dan berbincang di surga
Ibu jangan pergi, lirih diri berbisik kala itu
Siapa yang akan menemani sepanjang waktu
Ingin menggenggam tangan ibu selalu
Ibu tersenyum, senyum terakhir
Lalu pergi menemui sang takdir
Hening, damai. Hanya angin lembut berdesir
Hilang, aku kehilangan, bak ilalang meretas
FS, 5 Mei 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H