Mohon tunggu...
Inspirasiana
Inspirasiana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer Peduli Edukasi.

Kami mendukung taman baca di Soa NTT dan Boyolali. KRewards sepenuhnya untuk dukung cita-cita literasi. Untuk donasi naskah, buku, dan dana silakan hubungi: donasibukuina@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Angin Mengantarkan Ibu

5 Mei 2021   20:36 Diperbarui: 5 Mei 2021   20:42 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi angin mengantarkan Ibu - piqsels.com


Desau angin seolah risau
Menghembuskan rasa yang kemarau
Aku yang tiba-tiba gelisah
Kenapa hati begitu resah
Tak sadar mata telah sembab
Kesedihan begitu dalam tanpa tahu musabab

Teringat ibu, ibu yang duduk memandang melalui jendela
Ibu mengeluh, aku tak menemukan teman seusia
Entah kapan pergi menemui mereka dan berbincang di surga

Ibu jangan pergi, lirih diri berbisik kala itu
Siapa yang akan menemani sepanjang waktu
Ingin menggenggam tangan ibu selalu

Ibu tersenyum, senyum terakhir
Lalu pergi menemui sang takdir
Hening, damai. Hanya angin lembut berdesir

Hilang, aku kehilangan, bak ilalang meretas

FS, 5 Mei 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun