Mohon tunggu...
Inspirasiana
Inspirasiana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer Peduli Edukasi.

Kami mendukung taman baca di Soa NTT dan Boyolali. KRewards sepenuhnya untuk dukung cita-cita literasi. Untuk donasi naskah, buku, dan dana silakan hubungi: donasibukuina@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Bila Tiada Kendali Diri

20 April 2021   07:20 Diperbarui: 20 April 2021   07:22 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: Pixabay.com

Entah berapa kali sudah terjadi. Tertipu oleh apa yang dilihat mata ini. Hingga amarah menguasai. Menyebarkan ke media sosial sebagai solusi. Sesungguhnya apa yang terjadi masih belum memahami. 

Apa yang dilihat belum tentu itu kebenaran sesuai dengan yang dipahami. Mengapa tidak menahan diri? Meledak mengungkapkan emosi. Hingga tidak membuat malu sendiri. 

Mengikuti nafsu amarah pasti akan merugi. Bukan hanya menyakiti orang lain, tetapi nurani. Penyesalan tiada arti, sebab sudah ada yang dilukai. Perih menyayat hati. 

Memahami semua ini. Sejatinya sepanjang hidup wajib melatih mengendalikan diri. Agar  tidak jatuh dalam penyelesalan demi penyesalan sepanjang hidup ini. 

@refleksihati 18 April 2021 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun