Dari Taman 1.000 Bunga tersemai sejuta harapan, bahwa keindahan yang dijaga dan dikelola dengan baik akan juga melahirkan kesejahteraan dan kemandirian bagi desa. Satu desa yang sejahtera dan mandiri akan menularkan inspirasi ke desa-desa lainnya di Indonesia.
Pemahaman awam soal desa kini mungkin tidak sepenuhnya sama dengan gambaran umum desa dalam paradigma lama. Desa tidak selalu identik dengan ketertinggalan, kumuh, kolot, dan lain sebagainya yang menggambarkan keterbatasan.
Setidaknya dalam dua periode pemerintahan terakhir ini, membangun dari desa dijadikan sebagai suatu kebijakan prioritas pembangunan nasional. Kebijakan ini tentu saja menjadi sebuah kesempatan yang baik untuk direspons oleh masyarakat dan pemerintah desa bagi kemajuan dan kesejahteraan desa.
Tidak mengherankan, bila dalam 5 sampai 10 tahun terakhir ini kita semakin banyak menemukan kisah inspiratif dan menarik dari desa. Baik tentang sosok tokoh inspiratif, kehidupan sosial dan budaya masyarakat desa yang unik, maupun munculnya berbagai destinasi wisata yang instagramable di pedesaan, yang sebelumnya belum pernah dikenal oleh masyarakat luas.
Taman 1.000 Bunga Desa Raya
Hal inilah yang juga sedang berlangsung di sebuah desa yang bernama Desa Raya, Kecamatan Berastagi, Kabupaten Karo, Sumatera Utara. Desa ini sudah lama dikenal sebagai daerah penghasil bunga di Tanah Karo dan sekitarnya, tapi sebatas dipasarkan dalam bentuk komoditi hasil pertanian/ perkebunan.
Adalah Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Arih Ersada, yang menggagas potensi pertanian bunga desa Raya sebagai potensi objek wisata masa depan. Setidaknya sejak dua tahun terakhir, orang-orang lokal dan regional semakin akrab dengan nama Taman 1.000 Bunga Desa Raya, sebagai embrio destinasi wisata baru yang lahir dari inisiatif warga desa sendiri.
Taman ini menempati lahan seluas 4,5 hektare. Sebagaimana wawancara singkat saya dengan nande (ibu, bahasa Karo) Vivi pada sebuah kesempatan berkunjung ke lokasi ini, bahwa lahan ini merupakan milik keluarga bapak Vivi, pak Raymond Ketaren. Keluarga ini menyediakan lahannya untuk dikelola oleh BUMDes sebagai salah satu usaha desa melalui objek wisata taman bunga.
Bukti nyata komitmen dan semangat pengelolaan BUMDes ini untuk mewujudkan peningkatan kesejahteraan dan kemandirian melalui pengelolaan desa wisata bukan kaleng-kaleng. BUMDes Arih Ersada Desa Raya berhasil menjadi BUMDes terbaik pertama tingkat provinsi Sumatera Utara pada tahun 2019 yang lalu. Kemudian pada tahun 2021 ini, desa ini juga menduduki peringkat 13 terbaik dari 1.000 desa dalam sebuah program penilaian desa yang bertajuk Desa BRILian.