Apakah kita yakin rumah yang setiap hari dibersihkan benar-benar sudah berubah jadi bersih?
Baru-baru ini saya merasa  harus segera merapikan kamar di pabrik yang sudah sekitar dua tahun ditempati.
Selama ini yang saya membersihkan hanya dengan menyapu dan mengepel. Saya pikir sudah cukup. Lagi pula di kamar hanya sendiri.
Ternyata hanya untuk merapikan kamar 3x4 meter tidak cukup waktu setengah hari. Banyak debu di pojokan dan di bawah ranjang. Bahkan barang yang ditaruh dalam rak ada yang berdebu.
Komputer yang sudah tahunan tidak dipakai pun sudah terkena debu. Padahal kamar sangat jarang dibuka. Dari mana datangnya gerangan?
Itu baru urusan debu. Setelah bongkar lemari dan rak satu plastik demi satu plastik sampah atau barang yang sudah tak terpakai dibuang. Kertas-kertas juga lumayan banyak.
Saya sampai tidak habis pikir dari mana sampah bisa sebanyak itu. Dua tong sampah depan mes penuh. Bingung sendiri. Sayang sampah. Coba semua itu uang.
Karena urusan membersihkan kamar ini bergelas air dan kopi tandas. Melebihi dari jatah yang biasa saya minum.
Ketika membersihkan debu dan sampah yang ada di kamar ini, otak saya berpikir dan angan melayang membayangkan dengan kondisi kamar yang ada di dalam tubuh ini.
Pasti juga setiap kamar yang ada sudah menumpuk sampah dan racun. Baik kotoran yang kasatmata maupun tidak yang berpengaruh pada kondisi raga dan batin.
Mungkin kita berpikir sudah menjalankan pola hidup sehat demi menjaga kesehatan. Menjaga hati dan pikiran membersihkan  dengan ibadah, refleksi, dan pengendalian diri.