Mohon tunggu...
Inspirasiana
Inspirasiana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer Peduli Edukasi.

Kami mendukung taman baca di Soa NTT dan Boyolali. KRewards sepenuhnya untuk dukung cita-cita literasi. Untuk donasi naskah, buku, dan dana silakan hubungi: donasibukuina@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Tujuh Tip Cegah Rasa Rendah Diri Siswa dengan Kesulitan Calistung

11 Januari 2021   16:18 Diperbarui: 11 Januari 2021   16:20 294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi siswa SD.(Dok Disdikbud Bulungan) via Kompas.com

Saat membaca sebuah buku yang berjudul Disleksia, ingatan saya kembali pada sejumlah pengalaman yang membawa pada pertemuan-pertemuan dengan sejumlah siswa yang sangat berbakat beberapa tahun silam.

Beberapa catatan kecil saya catat dalam perjumpaan dengan siswa-siswa yang memiliki karakteristik unik dalam perjalanan mengajar saya.

Membaca, menulis, dan berhitung merupakan sebuah keterampilan dasar yang sangat penting bagi setiap individu. Nah, memang tidak selalu mudah untuk mengajarkan tiga keterampilan tersebut.

Banyak kendala penyerta, baik secara internal maupun eksternal. Secara khusus saya akan coba memaparkan kendala internal yang sering saya jumpai dari diri siswa, secara khusus dalam hal membaca dan menulis.

Beberapa kendala mendasar membaca, menulis, berhitung yang saya jumpai di lapangan ketika berhadapan dengan mereka:

  • Sulit mengingat huruf dan bunyi hurufnya
  • Sulit membedakan beberapa huruf

            Ini terjadi misalnya pada huruf b dan d, p dan q

  • Kesulitan menulis (manual dengan alat tulis) kata dengan spasi
  • Menulis angka atau huruf dengan terbalik
  • Tulisan tangan mereka tidak jelas dan boleh dikatakan tidak rapi, sehingga orang yang membacanya pasti kesulitan

Hal-hal tersebut memang terjadi pada beberapa siswa. Namun demikian, yang sering saya perhatikan, justru dalam hal lain mereka memiliki potensi di atas rata-rata. 

Misalnya saja siswa tersebut memiliki suara yang indah, memiliki kemampuan menggambar dan melukis, pandai bercerita sehingga dalam kompetisi story telling dia selalu menjadi juara, sangat lihai membuat produk kerajinan tangan, dan lain sebagainya.

Pada sisi yang lain, siswa-siswa tersebut memiliki perasaan rendah diri yang besar, sehingga potensinya tertutup oleh keminderannya itu.

Calistung (membaca, menulis, berhitung) memang nampaknya sudah menjadi sesuatu hal yang mutlak harus dikuasai oleh anak-anak kita, namun demikian ada yang mengingatkan saya pribadi untuk tetap menyajikan pola pengajaran yang ramah terhadap anak atau siswa yang memiliki kendala membaca, menulis, dan berhitung.

Membangun dasar kepribadian menjadi salah satu hal penting untuk memberikan kekuatan bagi mereka. Yang penting diingat, kehidupan tidak lantas berhenti karena keterbatasan yang mereka miliki. Dasar yang kokoh harus dibangun berdasarkan apa yang mereka miliki, apa yang mereka dapat atau mampu lakukan.

Beberapa tips berikut diharapkan bisa menjembatani masalah rendah diri karena kendala membaca, menulis, serta berhitung pada anak atau siswa kita :

1. Fokus pada kelebihan mereka

Saya yakin sekali tiap anak diberikan kemampuan dan kelebihan. Menghindari depresi karena kelemahannya, fokuslah pada tiap kelebihan yang mereka miliki. Sehingga mereka tetap memiliki self esteem yang tinggi.

2. Tetap melatih calistung tetapi dengan metode yang 'ramah'

Banyak metode yang bisa digunakan untuk melatih calistung dengan 'fun'. Gunakan metode membaca phonics, menggunakan audio-visual, gambar, atau gunakan games membaca, menulis, dan berhitung. Hindari metode kaku dan memaksa. Saya pernah menggunakan metode Glen-Doman, flash card secara konsisten juga pada mereka.

3. Apresiasi dan dukung perkembangan mereka sekecil apapun

Tidak ada salahnya memberikan apresiasi dan dukungan pada perkembangan yang mereka capai. Walaupun kecil, itu akan sangat berarti bagi mereka.

4. Rancang sistem evaluasi yang sesuai dengan kemampuan mereka

Sistem evaluasi di sekolah hendaknya bisa dimodifikasi sehingga dapat mengakomodir setiap keunikan individu yang ada. 'Tidak bisa mengevaluasi ikan yang mampu berenang dengan aplikasi evaluasi kemampuan terbang-nya burung'.

5. Stop melabel anak dengan kelemahan mereka

Berkaitan dengan tips nomor satu di atas. Berhenti melabel anak atau siswa kita yang memiliki kelemahan sehingga mereka bisa belajar dengan merdeka sesuai dengan kemampuan natural yang mereka bawa.

6. Berikan lingkungan yang mendukung setiap potensi mereka

Mencarikan lingkungan yang mendukung setiap potensi mereka merupakan hal penting. Komunitas yang mendukung akan membawa pengaruh positif bagi perkembangan mereka.

7. Cintai mereka apa adanya

Kasihi anak-anak ini sebagai mana adanya mereka, cintai kelemahannya seperti kita mengasihi kelebihannya.

Sebagai pentutup, sebagian kecil petikan lagu Greatest Love of All yang dipopulerkan oleh Whitney Houston ini mudah-mudahan juga dapat menjadi penguat ketika kita masih diberi kepercayaan untuk mendampingi mereka belajar.

I decided long ago

Never to walk in anyone's shadows

If I fail, if I succeed

At least I'll live as I believe

No matter what they take from me

They can't take away my dignity

Because the greatest love of all, is happening to me.....

Semoga bermanfaat.

Nita Kris Noer untuk Inspirasiana 

Referensi : readingandwriting.ab.ca

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun