Kisah Reba dan Dewi Hutan
Alkisah di sebuah desa di kaki bukit yang permai, dengan hamparan hutan yang membentang sejauh mata memandang.
Penduduknya hidup dari bertani dan berladang, sebagian lainnya memintal benang atau pergi berburu hasil hutan.
Seorang pemburu bernama Reba, tengah mengasah tombaknya di tepi sungai yang jernih. Air mengalir sampai jauh dari kaki bukit menuju muara.
Reba yang berencana untuk membawa seekor rusa jantan bertanduk panjang, hendak mempersembahkan hasil buruannya tersebut sebagai mas kawin dengan putri kepala desa bernama Anggraini.
"Ayah sangat menginginkan tanduk rusa Kakanda, semoga Kakanda dapat menemukannya di hutan," ucap Anggraini, menyampaikan permintaan dari kepala desa.
Reba sejenak menghentikan aktivitas mengasah tombak dan duduk di samping Anggraini seraya berkata, "Adinda tak perlu risau, Kakanda hafal seluk beluk hutan dan dapat dengan mudah menemukan rusa bertanduk panjang tersebut."
"Kakanda akan membawa rusa dengan ukuran besar, kulitnya sebagai jubah di pelaminan, sedangkan dagingnya dapat dihidangkan di pesta pernikahan kita nanti," lanjut Reba.
"Ayah juga ingin meminta Kakanda membantu menyelesaikan pertikaian warga di desa kita. Karena perbedaan asal usul dan perbedaan pendapat," ucap Anggraini.
Reba berpikir bagaimana dapat menjawabnya, dalam hatinya berkata, "Bagaimana bisa aku melakukannya, sedangkan takada sedikitpun kebijaksanaan yang pernah kupelajari."Â
"Baiklah, Adinda," ucap Reba pelan sekali.