Mohon tunggu...
Inspirasiana
Inspirasiana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer Peduli Edukasi.

Kami mendukung taman baca di Soa NTT dan Boyolali. KRewards sepenuhnya untuk dukung cita-cita literasi. Untuk donasi naskah, buku, dan dana silakan hubungi: donasibukuina@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi Rindu untuk Ayahku

12 November 2020   20:37 Diperbarui: 12 November 2020   20:39 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Memberi kasih tanpa mengharap balas,
memberi cinta tanpa meminta syarat,
peluhmu adalah cerminan kasih yang tak berbatas,
semburat senyuman dibalik deru juangmu,
memberi diri layaknya wakil Ilahi dalam medan dunia.

*

Tongkat didikan tak terasa di tanganmu,
kendali penuh menggambarkan luasnya hatimu,
lemah-lembut budimu,
pelukanmu membebat luka sembilu.
Percikan kebaikan mengharu selalu.

*

Cahaya jiwa bagi nyala lentera,
sebait doa menemani terbitnya surya,
terlantun untuk melepas rindu.
Terima kasih untuk cinta,
yang tak akan pernah bisa terbalas.

*

Wajahmu sudah tak nampak lagi,
terbatas ruang, waktu, dan dimensi,
tapi rindu ini tak pernah terhalang.
Teladanmu, cinta kasihmu.

***

Selamat Hari Ayah Nasional, Bapak....

Puisi ini dibuat khusus Nita Kris untuk Inspirasiana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun