"Kenapa Ayah, aku mau bermain dengan kelomang itu?", ucapnya.
Sang ayah pun tersenyum lalu bertanya, "Apakah Kamu tak mau bermain bersama teman-temanmu?".
"Aku mau", jawabnya singkat.
"Kemana kamu pulang setelah seharian bermain?". Sang ayah kembali bertanya.
"Ke rumah", jawab anak itu sambil tertunduk.
Sang ayah lalu mengusap rambut anaknya dan kembali bertanya, "Jika ada seseorang di luar sana yang mengambilmu sebagai mainan, Kamu mau?".
"Aku tidak mau Ayah", jawab anak itu sambil memeluk ayahnya dengan erat.
"Anakku, kelomang adalah mahkluk hidup. Kamu bisa bermain dengannya, tapi takbisa menjadikan mereka mainan", ucap sang ayah.
"Mereka punya lingkungan dimana mereka seharusnya hidup. Kamu pun tak akan suka memakan mereka bukan?", lanjut sang ayah.
Anak itu melepaskan pelukannya dan berkata, "Baiklah Ayah, aku mengerti".
Sang ibu yang sejak tadi memperhatikan obrolan ayah dan anak, hanya tersenyum menahan haru.
Kemudian sang ibu mendekati anak itu lalu mencium keningnya, dan berkata lembut, "Ayo sana lepaskan, sebentar lagi masakan ibu segera siap".
Sang ayah dan anak pun berjalan bersama ke arah pantai untuk melepaskan kelomang tersebut.
Sepanjang perjalanan, sang ayah masih memberikan nasehat pada anaknya, dengan berkata, "Kita tidak pernah tahu apa yang ada dalam benak hewan Anakku, dan kita tidak bisa menebak apa yang mereka inginkan, tapi kita bisa melakukan sesuatu yang sederhana".
"Apa itu Ayah?", tanya anak itu.
"Dengan memperlakukan semua mahluk hidup sebagaimana kita ingin diperlakukan", tutup sang ayah.
******
Kelomang / Umang-umang adalah mahkluk hidup pemakan segala. Eksistensinya pada pesisir pantai. Habitat hidupnya berperan sebagai indikator kebersihan lingkungan laut, dan merupakan salah satu elemen dari rantai makanan pesisir.
Dari berbagai sumber, Dr. Dwi Listyo Rahayu, satu-satunya taksonom kelomang di Indonesia menyatakan, di Thailand terdapat ancaman kepunahan kelomang. Menurut beliau ancaman itu dikarenakan kelomang banyak diperjualbelikan sebagai hewan peliharaan. Saat ini penangkapan kelomang di Indonesia sebagai hewan peliharaan belum berdampak secara signifikan pada populasi di alam, atau memang karena belum adanya penelitian yang dilakukan.
Kisah ini semoga dapat menjadi renungan kita, yang mungkin selama ini dengan mudahnya memperjualbelikan hewan liar yang ditangkap langsung dari alam, tanpa dapat mengusahakan perlindungan populasi hewan tersebut.
Salam Inspirasiana! Cerpen untuk Inspirasiana, ditulis oleh I.R.29. Editor: A5