Mohon tunggu...
Insiatu Alfi Nafia
Insiatu Alfi Nafia Mohon Tunggu... Penulis - ❤

Mahasiswa Ilmu Al-Quran dan Tafsir IAIN Samarinda

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Hikmah Wabah dalam Kehidupan Multikultural

27 Maret 2020   10:06 Diperbarui: 27 Maret 2020   10:38 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Oleh : Insiatu Alfi Nafia

Kerukunan antarumat beragama dalam pandangan Islam (seharusnya) merupakan suatu nilai yang terlembagakan dalam masyarakat. Islam mengajarkan bahwa agama Tuhan adalah universal karena Tuhan telah mengutus Rasul-Nya kepada setiap umat manusia. Yang terdapat dalam Al-Quran surah An-Nahl ayat 36 yaitu

وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولًا أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ ۖ فَمِنْهُمْ مَنْ هَدَى اللَّهُ وَمِنْهُمْ مَنْ حَقَّتْ عَلَيْهِ الضَّلَالَةُ ۚ فَسِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَانْظُرُوا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُكَذِّبِينَ

Artinya :

Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu", maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu dimuka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul).”

Umat islam tidak dilarang untuk berbuat baik terhadap siapapun, baik terhadap orang nonMuslim. Termasuk, untuk tidak berbuat jahat terhadap siapapun. Karena Rasulullah saw telah mencontohkan pada zaman dahulu ketika hijrah ke Madinah, disana penduduk asli Madinah yang disebut dengan kaum Anshor telah berbuat baik terhadap umat Islam dengan memberikan keperluan yang dibutuhkan. Padahal saat itu mereka belum saling mengenal.

Kerukunan antarumat beragama di Indonesia masih banyak menyisakan masalah. Kasus-kasus yang muncul terkait dengan hal ini belum bisa terhapus secara tuntas. Kasus Ambon, Kupang, Poso, dan lainnya masih menyisakan masalah ibarat api dalam sekam yang sewaktu-waktu siap membara dan memanaskan suasana di sekelilingnya.

Beberapa waktu yang lalu saya menonton video youtube tentang konflik agama yang terjadi di Ambon tahun 1999 silam , saya tertarik untuk menceritakan video ini karena memiliki pesan moral yang sangat dalam .Video ini terdapat di channel youtube “CRCS UGM” yang judulnya adalah “BETA MAU JUMPA – Indonesia Pluralities#2”. Video yang berdurasi 34 menit 36 detik tersebut menceritakan tentang penyebab konflik tersebut bisa terjadi dengan Othe Patty dan Maimuna Pelupessy sebagai tokoh utama dalam video tersebut.

Dahulu sebelum terjadi konflik, Othe dan Maimuna adalah tetangga beda agama yang sangat akrab satu sama yang lainnya. Keakraban  mereka sudah layaknya seperti saudara, ketika hari raya islam Othe datang untuk mengunjungi rumah Maimuna dan begitupun sebaliknya. Sebelum akhirnya konflik agama yang memakan korban jiwa mencapai 5000 orang dan setengah juta orang mengungsi tersebut mengharuskan Othe pindah dari tempat tinggalnya.

Othe sekarang tinggal di Relokasi Kayu Tiga Ambon yang mayoritas penduduknya adalah kristen, ia adalah seorang Kristen yang begitu baik hati pada tetangganya walaupun yang berbeda dengannya sekalipun. Sedangkan , Maimuna tinggal di desa Batu Merah Dalam ,Kepala Air Ambon. Ia seorang muslim dan menjadi penduduk tetap di Batu Merah .

Konflik ini terjadi di terminal Batu Merah pada tanggal 19 Januari 1999. Penyebabnya adalah uang pungutan pemuda dari desa Batu Merah dengan seorang sopir dari Mardika. Sebenarnya konflik ini bisa diselesaikan secara baik tanpa harus menjadi konflik antar kelompok agama yang rentan waktunya dari tahun 1999 sampai 2002. Othe, yang menjadi kelompok minoritas dan 700 keluarga harus meninggalkan desa Batu merah dan tinggal sementara di pengungsian. Padahal desa Batu Merah itu toleransi antar agamanya sangat baik, agama islam dan Kristen hidup berdampingan dan rukun.

Namun karna didorong rasa rindu kepada desa Batu Merah, Othe mengajak warga di pengungsian untuk kembali mengunjungi warga di desa Batu Merah. Walaupun awalnya sempat mendapatkan penolakan, tetapi akhirnya mereka menyetujuinya. Jarak dari tempat Othe tinggal ke desa Batu Dalam sekitar 7 km.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun