Mohon tunggu...
Ahmad Rifai
Ahmad Rifai Mohon Tunggu... -

Santri Kajen

Selanjutnya

Tutup

Nature

Pendakian Gunung Arjuna (3.339 Mdpl)

11 Januari 2012   02:49 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:03 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pukul 06.00 Panter merah mengantarkan kami tiba di area perkebunan teh wonosari, hamparan kehijauan, layaknya permadani hijau, daunya melambai - lambai, mengundang sekitar untuk bergabung dengannya.  Segera saya turun untuk meminta surat izin pendakian. Namun ternyata kami salah tempat, akhirnya dia membari tahu bahwa tempat perizinan, di desa Wonorejo, sekitar  kawasan Perkebunan Teh Wonosari. Dengan bebrapa informasi yang kami gali dari bebrapa penduduk yang kami jumpai di jalan, akhirnya mudah untuk mencarinya. Tak disangka, truk kebun teh berda dibelakang kami, dan alhamdulilah kami dapat tumpangan, yang mengantarkan kami ke tempat perizinan. POS 1 PerizinaN Beliau bernama Rudi, kami menyapanya mas Rudi. Seorang penjaga pos perizinan, dan berpengalaman di Rimba. Kami berlima mendapat izin dari beliau. Mas rudi memberikan rute pendakian dan memberi beberapa arahan yang harus diperhatikan. Dengan hati mantab kami pun mulai petualangan kami. Puncak Gunung Arjuna terlihat begitu indah dari Pos 1. Pendakaian pertama dari Pos 1, kami disambut kawasan perkebunan teh yang sangat luas. Menurut rute pendakian yang kami terima, kami harus melewati brak 1 dan brak dua. Brak merupakan sebuah tempat berteduh bagi para pemetik teh. Di sepanjang perjalanan kami berjumpa dengan bapak-ibu yang sedang memetik teh, di area kebun yang luas sekali itu. Tampak dari wajah - wajah mereka, yang penuh senyuman, yang tak segan kami menyapa mereka. " Monggo buk....!". Sekitar 2  jam kami meleawti area perkebunan teh. Matahari mulai naik dan terus menancapkan sinarnya. Menambah semangat kami untuk terus mendaki. Setelah melewati kebun teh, kami berlima harus menempuh jalan seperti terowongan. Karena diatas kami terdapat banyak tumbuh-tumbuhan seperti alang-alang. Atau juga bisa disebut jalan parit, karena persis parit yang disebelah kanan kirinya ada tanggul. Cukup melelahkan juga jalan mencapai pos II ini. Sesekali kami beristirahat untuk minum dan mengatur nafas kami. Jalan masih landai belum begitu menanjak. Kami sempat mengeluh karena sudah berjam-jam Pos II belum tampak. Akhirnya pada pukul 10.30 kami tiba di pos II. Di pos II ini  kami bertemu denga para siswa SMK 1 Singosari yangsedang melakukan diklat. Kita jua dapat menambah persediaan air, karena disekitar pos II ini terdapat sumber air. Berdasarkan peta yang kami bawa, letak sumber air terdapat disebelah kanan Pos II, dengan melwati bukit. Memandang  karena persediaan air masih cukup, akhirnya kami melanjutkan ke POS III. Dari pos II ke Pos III, kami harus melewati sabana yang sangat luas, dengan jalan yang agak menanjak yang menguras tenaga dan nafas kami. Pada  pukul 13.30 kami berlima sampai di pos III, dan mengisi air yang tersedia disekitar pos ini. Kami bertemu dengan Pembina dari Yepe Malang, sebuah komunitas pecinta alam. Banyak informasi yang kami gali dari beliau seputar dunia pendakian. Di pos III kami mendirikan tenda, karena Hujan turun cukup deras di lokasi ini. Kami berlima memutuskan untuk menginap di pos III, mengembalikan tenaga yang sudah terkuras seharian untuk persiapan pendakian ke puncak esok harinya. Jam tangan menunjukkan pukul 05.00 waktu setempat. Kami bangun mengambil wudhu dan menunaikan shalat Subuh. Beberapa menit kemudian kami dikejutkan dengan pemandangan yang sangat mengagumkan, berupa sun rise yang terlihat begitu mempesona di pos III. Setelah sarapan dengan Mie instan, kami melanjutka pendakian menuju puncak, melewati pos IV. Di pos IV kami berjumpa dengan komunitas Yepe Malang yang menghabiskan malamnya disana. Setelah rehat disana kami langsung menuju puncak dengan melewati alas yang cukup terkenal, yaitu alas Lali Jiwo, namun tertulis dipeta merupakan gabungan dari alas gombes dan cemoro sewu. Kami tiba dibawah puncak sekitar pukul 11.30 waktu setempat, berteduh di batu agak besar, karena terjadi hujan kabut waktu itu. Setelah menunggu sekitar setengah jam, hujan kabut berangsur reda, sesekali matahari menampakkan wajahnya, yang menambah keyakinan kami bahwa cuaca di puncak sangat aman. Tanpa keraguan sedikitpun kami bergegas menuju puncak. Namun ketika puncak tinggal beberapa meter lagi, hujan turun kembali. Dan menurut beberapa pendaki hujan kemungkinan diselingi dengan angin yang agak begitu kencang, sehingga mau tidak mau kita harus menunda pendakian ke puncak, dan kembali  mencari tempat untuk berteduh.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun