Mohon tunggu...
Alfreda Daib Insan Labib
Alfreda Daib Insan Labib Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Badut berantakan yang kadang-kadang sisiran

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Nestapa Pemuda Dirundung Cinta, Akibat Terlalu Jujur, Alih-Alih Hubungan Meluncur Malah Menjadi Hancur

13 November 2024   08:50 Diperbarui: 13 November 2024   09:55 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
kaltara.tribunnews.com

                

Bersikap jujur dalam segala tindak-tanduk kehidupan adalah hal yang sangat mulia bahkan dianjurkan oleh Agama. Namun, terkadang bersikap jujur atau terlalu jujur tidak selalu berbuah manis. Salah satunya adalah pengalaman yang dirasakan oleh Setya (Bukan nama asli), seorang pemuda flamboyan yang berasal dari Bengkulu.

Tulisan ini merupakan pengalaman teman saya (Setya) yang bersikap jujur dalam menjalin hubungan, namun justru pada akhirnya malah kandas karena sikap jujurnya. Sial betul Nasib teman saya yang satu itu. Tapi walaupun menurut dia nasibnya adalah suatu "ke-sial-an", sejatinya apa yang dialaminya sesungguhnya memiliki hikmah yang luar biasa.

Fenomena Pacaran sebagai tren anak Muda

Aktivitas pacaran sepertinya sudah menjadi fenomena yang lumrah dilakukan anak muda, bahkan terkesan menjadi tren. Aktivitas semacam ini sebetulnya tidak dilakukan oleh mereka mereka yang menyandang status "Pacaran" saja. Lebih dari itu, aktivitas pacaran bisa dilakukan siapa saja selama ada kesepakatan antara kedua belah pihak.

Setidaknya terdapat beberapa istilah yang saya ketahui untuk mengelak atau menyamarkan aktivitas tersebut. Diantara contohnya seperti HTS-an (Hubungan Tanpa Status), Komitmen-an, dan modelan ta'aruf- ta'aruf atau ta'aruf berkedok pacaran. Seperti itulah kira-kira gambaran aktivitas pacaran saat ini.

Lika-liku hubungan asmara ketika pacaran

Hubungan asmara saat pacaran sejatinya tidak selalu indah, romantis, dan menyenangkan seperti yang sekilas dapat dilihat di story whatsapp atau instastory teman-teman anda. Ada kalanya momen ngambek atau marah-marahan, cemburu, berantem, bahkan ada yang sampai putus-nyambung.

Nah, poin terakhir inilah (putus-nyambung) yang menjadi awal masalah Setya dengan Sekar (Pacar Setya). Setya dan Sekar menjalin hubungan pacaran selama dua tahun sebelum akhirnya setya diputusin Sekar. Sebetulnya sudah biasa Setya dan Sekar berantem sampai putus-nyambung. Putus-nyambung dalam hubungan mereka adalah ketika mereka berantem, Sekar minta putus, dan ketika sudah baikan, nyambung dan pacaran lagi. Kira-kira seperti itulah hubungan mereka.

Putus untuk terakhir kalinya

Hubungan asmara Setya dan Sekar sejatinya sudah mulai rapuh sejak tahun kedua semenjak mereka menjalin hubungan, atau tepatnya ketika Setya harus melanjutkan studi di Jogja. Hal ini memaksa mereka harus LDR Jogja-Bengkulu selama kurang lebih empat tahun dan bertemu sesekali saat setya liburan kampus. Sejak itulah intensitas berantem sampai putus-nyambung mereka bertambah sering.

Setelah bertahan selama masa LDR yang sangat melelahkan, akhirnya tibalah mereka di momen berantem terakhir mereka yang nantinya berakhir putus dan tidak "nyambung" lagi. Seperti pada berantem-berantem sebelumnya, masalah yang menjadi sumbu keributan adalah Setya lupa memberi kabar bahwa ia pergi rapat organisasi.

Murkanya Pacar Setya

Tentu saja hal tersebut membuat pacar Setya murka, "Minimal bilang bang, apalah susahnya bilang, biar ambo idak nunggu". Kurang lebih seperti itu kalimat chat yang dilihatkan Setya kepada saya. Sebetulnya sekedar pamit berkegiatan memang tidaklah susah. Namun, apa boleh buat? Namanya juga lupa. Nasib. Untuk kesekian kalinya Setya harus menghadapi murka Sekar.

"Abang minta maaf dek, abang lupa berkabar" Setya meminta maaf pasrah, tentu dia sudah hafal alurnya, marah, berantem, putus, nyambung lagi. Seperti itu biasanya. Maaf terus, maaf terus, udah dimaafin, bukannya berubah malah diulangi". Saat membaca tulisan chat dari pacar Setya, saya bisa merasakan bahwa ada intonasi tinggi dan ekspresi kemarahan di dalam chat itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun