Sebelum babak semi final bergulir, penulis sempat menulis artikel yang berjudul Prediksi Juara Piala Eropa 2020. Menurut penulis, dari keempat tim yang masuk ke babak semi final, Denmark adalah tim yang paling berpeluang menjadi juara.Â
Jika tidak Denmark, maka juaranya adalah Inggris atau tim yang mengalahkan Inggris di partai final. Prediksi ini tentu memiliki alasan. Seperti yang ditulis pada artikel sebelumnya bahwa setiap juara bertahan (juara pada turnamen Piala Eropa sebelumnya) selalu membawa misi mempertahankan "mahkota juara". Menurut statistik histori, "mahkota juara" hanya dapat berpindah tangan maksimum 3 kali.
Saat sebelum partai semi final Piala Eropa 2020 ini, "mahkota juara" sudah berpindah tangan sebanyak 2 kali (Portugal terpaksa menyerahkannya ke Jerman di babak fase group dan Jerman dengan berat hati menyerahkannya ke Inggris di babak 16 besar).Â
Jika Denmark mampu mengalahkan Inggris di babak semi final maka "mahkota juara" otomatis pindah ke Denmark dan Denmark akan menjadi juara karena "mahkota juara" sudah berpindah tangan sebanyak 3 kali (batas maksimum).Â
Untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak, ternyata Inggris mampu menyingkirkan tim Dinamit Denmark di laga semi final dengan skor 2-1 lewat perpanjangan waktu.Â
Artinya, "mahkota juara" masih berpindah tangan sebanyak 2 kali dan Italia yang mengalahkan Spanyol di laga semi final lainnya berpeluang merebut "mahkota juara" dari Inggris.Â
Faktanya, Italia akhirnya berhasil merampas "mahkota juara" dari Inggris di babak final melalui drama adu penalty yang menegangkan dengan skor akhir 3-2 (1-1) untuk kemenangan Gli Azzurri Italia. Kemenangan yang sulit diraih. Bagaimana tidak? Sempat tertinggal 0-1 sejak menit ke-2 dan baru menyamakan kedudukan di menit ke-67 serta sempat tertinggal 1-2 pada adu penalty setelah penendang keduanya Andrea Belotti gagal menyarangkan si kulit bulat (alih-alih bundar) ke gawang Inggris yang dijaga kiper Jordan Pickford, namun akhirnya Italia bisa meraih juara. Ya, juara kali kedua sejak meraihnya di tahun 1968 lalu.Â
Adalah sang kiper muda usia 22 tahun Gianluigi Donnarumma yang menjadi pahlawan tim Italia setelah menggagalkan dua kali tendangan pemain Inggris (Jadon Sancho dan Bukayo Saka) dan satu kali mengenai tiang jauh (Marcus Rashford). Gianluigi Donnarumma pun akhirnya dinobatkan sebagai pemain terbaik sepanjang turnamen (the player of the tournament).
Kembali ke "mahkota juara", jika melihat sejarahnya, "mahkota juara" pindah tangan sebanyak 3 kali hanya terjadi pada tahun 1968 dan 2021 (Piala Eropa 1968 dan 2020). Menariknya, Italia selalu juara ketika "mahkota juara" berpindah 3 kali.Â
Pada tahun 1968, Italia mengalahkan Yugoslavia 2-0 di babak final setelah Yugoslavia mengalahkan Inggris 1-0 di babak semi final dan Inggris mengalahkan Spanyol sang juara bertahan dengan aggregate 3-1 di babak "perempat final". Artinya "mahkota juara" pada Piala Eropa 1968 juga berpindah tangan sebanyak 3 kali.
Sebenarnya sampai berapa kali "mahkota juara" bisa berpindah tangan?