Mohon tunggu...
Abdullah Fatoni
Abdullah Fatoni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Jomblo

Ingin bermanfaat untuk orang lain

Selanjutnya

Tutup

Film

Review Film Malik dan Elsa 2021

12 Oktober 2021   16:09 Diperbarui: 12 Oktober 2021   17:23 818
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

Namun, di hari terakhir, Elsa bingung karena orangtuanya sudah membatasi dia untuk tak dekat dengan Malik. Hanya dalam waktu satu minggu, orangtua Elsa, teman kos Malik, dosen filsafat, tengkulak di pasar, sampai hansip yang bertugas di dekat rumah Elsa sudah tahu bahwa Elsa dan Malik tengah dekat.

Menariknya lagi, ketika Lubis membaca naskah novel yang dibuat oleh Malik. Kemudian mengirimkannya diam-diam pada sebuah kompetisi, dan ternyata naskahnya menang. Malik mendapat beasiswa ke Belanda dan berangkat beberapa hari setelah pengumuman.

Jika diamati waktunya, keberangkatan Malik ke Belanda hanya beberapa hari setelah waktu traktir satu minggu Elsa berakhir. Sementara waktu traktir mereka dimulai ketika mereka baru saja mulai kuliah.

Seakan proses Malik mendapat beasiswa sampai terbang ke Belanda hanya memakan waktu yang sangat singkat dari mulai pendaftaran naskah sampai keberangkatan pemenang. Terlebih, dirinya baru saja masuk minggu pertama kuliah di Universitas Negeri Padang dan sudah dapat beasiswa ke luar negeri.

Film Malik dan Elsa ini juga cukup baik dalam pengambilan gambar. Penonton seolah diajak masuk dalam cerita romantisme Elsa dan Malik: bagaimana mereka menyusuri Kota Padang yang ditampilkan cukup apik. Film ini juga cukup berhasil menghadirkan landscape Kota Padang yang jarang sekali ditampilkan di film-film dengan latar Minang lainnya.

Soundtrack-soundtrack yang diputar juga cukup mewakili adegan yang tengah berlangsung. Lagu-lagu dengan nuansa kekinian relate dalam suasana romantisme Malik dan Elsa. Oh ya, pemeran Elsa, Salshabilla Adriani, juga menyanyikan salah satu soundtrack-nya yang berjudul "Katakan Cinta".

Sayang, ada beberapa pengambilan gambar yang menampilkan efek-efek bercahaya yang berlebihan, Seperti ketika Malik dan Elsa di atas kapal. Atau ketika Liandra bicara dengan Malik di depan kosan, terlihat efek glowing di wajah Malik yang berlebihan.

Arfian dan Adriani sendiri tampil cukup menyenangkan sekaligus meyakinkan sebagai pasangan. Chemistry yang erat antara keduanya mampu menghadirkan beberapa momen manis dalam pengisahan Malik & Elsa terlepas dari lemahnya kualitas penampilan film ini dari berbagai lini lainnya. Pengisi departemen akting film lain, sayangnya, tidak mampu memberikan kontribusi sekuat penampilan Arfian dan Adriani. Banyak dari pemeran film bahkan tampil begitu kaku dalam menghidupkan adegan maupun mengutarakan setiap dialog mereka. Tidak banyak hal lain yang dapat diutarakan dari film yang menjadi debut pengarahan film layar lebar bagi Eddy Prasetya ini. Dengan kualitas cerita dan pengarahan yang tampil seadanya -- jika tidak ingin menyebutnya sebagai lemah -- Malik & Elsa tidak mampu untuk menjadikan presentasinya secara keseluruhan meninggalkan kesan yang benar-benar berarti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun