Perubahan ke arah yang lebih baik harus dilandasi dengan evaluasi dan refleksi yang tenang dan mendalam | Ino Sigaze.
Pertanyaan kritis mulai bermunculan seiring kehadiran tiga menteri yang mengurus pendidikan anak-anak Indonesia. Sorotan juga tertuju pada gebrakan Kurikulum Merdeka yang digagas di era Menteri Nadiem.Â
Namun, apakah Menteri Pendidikan dalam kabinet Merah Putih ini akan melanjutkan Kurikulum Merdeka?Â
Harapan dan rasa ingin tahu meliputi publik, menanti bagaimana langkah menteri pendidikan yang baru.
Mampukah ketiga pemimpin ini menjalin sinergi dalam tiga lingkup kewenangan yang berbeda?Â
Tulisan ini akan menganalisis potensi risiko jika visi pendidikan tidak dirumuskan dengan dasar yang jelas, terutama terkait dampaknya pada keberlanjutan kurikulum.
Visi Pendidikan Indonesia
Pendidikan di Indonesia saat ini tidak terlepas dari tuntutan global dan kemajuan zaman.Â
Kehadiran teknologi yang semakin canggih, seperti kecerdasan buatan, perlu diintegrasikan secara bijak dalam merumuskan visi pendidikan dan model kurikulum yang relevan bagi anak bangsa.
Visi pendidikan seharusnya menciptakan generasi yang berkembang dalam keseimbangan aspek kehidupan, baik dari segi teknologi, budaya, agama, maupun peradaban bangsa.Â
Keseimbangan ini menjadi target utama, mengingat Indonesia perlu melahirkan generasi yang inovatif dan produktif.