2. Menulis kenangan adalah bagian dari mewariskan cerita.
Setiap hari kehidupan manusia adalah satu cerita tentang hidup dan segala dimensinya. Cerita kehidupan yang tertulis akan mengisi ruang baru, yaitu warisan literasi kehidupan.
Berbeda ketika seseorang tidak menuliskannya, pengalaman dan kenangan yang hanya diingat akan terbatas pada kalangan tertentu. Luasnya cerita hanya akan sejauh orang yang mendengarkannya.Â
Berbeda dengan tulisan; tulisan selalu memiliki dimensi keterbukaan bagi siapa saja dan di mana saja.
Keluasan ruang tulisan itulah yang membuat kita menyadari betapa berharganya menulis kenangan dalam rangka mewariskan jejak kehidupan yang baik dan bermakna.
Orang Jerman mengatakan, "Wir knnen das Gestern nicht zurckholen, aber die Zukunft knnen wir gewinnen oder verlieren - Kita tidak bisa mengulang kejadian kemarin, tapi kita bisa menang atau kalah di masa depan " -- Lyndon B. Johnson.
Alasan kita menulis kenangan tidak lain karena kenyataan menunjukkan bahwa kita tidak bisa lagi mengulang kembali apa yang pernah kita alami sebelumnya.
3. Menuliskan kenangan adalah bagian dari proses penyembuhan diri.
Banyak orang tidak sanggup menceritakan kembali kenangannya, terutama kenangan pahit. Tidak hanya itu, sebagian orang memilih untuk berdiam diri saja.Â
Tekanan psikis tentu saja sangat memengaruhi orang-orang yang tertutup dan sama sekali tidak sanggup menceritakan kenangan mereka.
Dalam konteks seperti itu, menulis kenangan dapat sangat membantu sebagai proses penyembuhan diri.Â