Akar kesambi mengajarkan kita tentang kekuatan untuk tumbuh dan dalam setiap proses pertumbuhan itu ada transformasi makna yang dibentuk dari perjumpaan dengan yang berbeda | Ino Sigaze.
Di samping rumah tua itu terlihat pohon Kesambi yang sudah mati. Pohon Kesambi dikenal sebagai pohon yang kuat dan mampu bertahan hidup pada iklim tropis.
Meskipun musim panas mencapai puncaknya 35 derajat Celsius, pohon kesambi tetap hidup dan menyebarkan aura sejuk di bawah rindangannya.
Namun, kali ini saya menemukan pohon kesambi yang sudah mati dan tersisa batang pohon serta sebagian akar yang sudah kering. Akarnya memang tidak berbentuk.
Saya mencoba memotong akarnya agar terpisah dari batang yang sudah kering itu.Â
Batang akarnya terasa sangat keras, membutuhkan waktu yang cukup lama untuk memotongnya.
Oleh karena itu, sejak sebulan yang lalu, saya berusaha sedikit demi sedikit memotong akar itu. Beberapa minggu yang lalu, akar tersebut berhasil diputus dan saya membawanya.
Entah mengapa, pikiran saya tiba-tiba terfokus pada akar sebagai bahan dekorasi di depan kamar. Saya membawa akar tersebut dan menempatkannya di depan kamar saya.
Saya mencoba menempatkannya bersama beberapa bunga, seperti Polyscias scutellaria, Bougainvillea, dan bunga Kamboja. Tentu saja, keindahan selalu relatif.
Di mata saya, perpaduan akar kesambi dan bunga-bunga tersebut menjadi satu kesatuan yang indah.Â
Suatu saat, saya mencoba menempatkannya dekat dengan bunga, namun kemudian datang seorang tamu yang melihatnya dan merasa bahwa akar tersebut tidak seharusnya berada di sana.